Ia menuturkan, ikan tersebut akan dibuat untuk lauk makan di rumah untuk dikonsumsi sehari-hari maupun dijual.
Tradisi tahunan semacam ini, dulunya sering dilakukan oleh warga di sejumlah daerah di Pulau Bangka. Namun, seiring perkembangan zaman, kegiatan ini sudah jarang dilakukan masyarakat, karena banyaknya alih fungsi lahan, baik untuk perkebunan sawit maupun pertambangan timah.
Padahal, tradisi seperti ini harus dilestarikan sebab kental akan nilai gotong royong. Kebersamaan, keakraban bahkan ajang silaturrahmi antar warga. Dalam acara ini, warga dilarang menggunakan racun untuk menangkap ikan, dan akan mendapat sanksi berat bagi pelaku jika nekat menangkap ikan menggunakan cara yang dilarang.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait