Setidaknya ada 120 orang karyawan yang bekerja di usaha yang dibangun Dea ini. Menariknya, sebagian besar dari pekerja itu adalah penyandang disabilitas.
Ia sengaja memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja dengannya lantaran mereka memiliki semangat dan kerja keras, terutama dalam mengangkat batik kultur.
Pada mulanya Dea hanya mempekerjakan sebanyak 15-20% dari total penyandang disabilitas yang bekerja. Namun, kini hampir 50% atau setengah dari pekerjanya adalah penyandang disabilitas.
Karyawan difabel sengaja diajak Dea untuk mendukung mereka agar bisa hidup lebih mandiri, bisa punya karya sendiri, dan bermanfaat bagi orang. Bagi Dea, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama.
"Aku ingin memberikan mereka kesempatan untuk memberikan kontribusi di balik perbedaan mereka. Ternyata ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari mereka seperti ketekunan dan semangat untuk belajar," ujar Dea.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait