JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Anggaran Program Kartu Prakerja tahun 2023 turun drastis hingga 85 persen lebih. Semula, anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp18 triliun, namun berkurang menjadi Rp2,67 triliun.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, mengungkapkan penurunan anggaran program Kartu Prakerja secara drastis di tahun 2023, disebabkan adanya perubahan skema. Adapun Program Kartu Prakerja 2023 berubah menjadi skema normal, bukan lagi bersifat bantuan sosial (bansos).
"Ini karena skemanya tahun ini sudah berjalan normal, bukan lagi bersifat bansos atau semi bansos lagi. Jadi karena skemanya berubah, anggarannya juga turun drastis dari Rp18 triliun di 2022 menjadi Rp2,67 triliun," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (5/1/2023).
Airlangga menjelaskan, Program Kartu Prakerja 2023 tahap I menargetkan 595.000 peserta, dan secara total di tahun ini diputuskan jumlah pesertanya adalah 1 juta peserta. Dengan demikian, anggaran untuk 1 juta peserta Program Kartu Prakerja 2023 perlu ditambah sebesar Rp1,7 triliun di anggaran Rp2,67 triliun yang ditujukan untuk 595.000 peserta.
"Maka dari itu, masih perlu penambahan 450.000 peserta untuk mencapai target 1 juta," ujar Airlangga.
Pendaftaran Program Kartu Prakerja tahap I sendiri, akan dibuka di triwulan I-2023. Bahkan, penerima bantuan seperti subsidi upah, BPUM, dan PKH boleh mendaftar menjadi peserta Kartu Prakerja.
Sebagai informasi, jumlah peserta Program Kartu Prakerja 2022 adalah sebanyak 4.984.790 penerima dengan total anggaran Rp18 triliun. Realisasinya pun mencapai Rp17,84 triliun atau 99,12 persen serapan anggarannya.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Anggaran Kartu Prakerja 2023 Turun Drastis Jadi Rp2,67 Triliun, Ini Penyebabnya "
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait