Pada kesempatan lain, Rio mengatakan Pak Yan Sultra selama masa kepemimpinannya harus berani tegas dan terukur dalam menindak kasus-kasus tambang ilegal.
Selain itu, Ricky Kuswanda sebagai orator aksi melihat Yan Sultra memiliki catatan hitam yang berkaitan dengan HAM saat menjabat sebagai Wakapolda dan Polda Sulawesi Tenggara, sehingga ia merasa Yan Sultra telah gagal melindungi penegakan HAM di Sultra.
"Pertama, dua aktivis mahasiswa, Almarhum Randi dan Yusuf tertembak oleh oknum kepolisian di bawah kepemimpinan Yan Sultra pada 2019 saat melaksanakan aksi demonstrasi. Kedua, pengekangan terhadap kebebasan pers pernah terjadi di Sultra saat kepemimpinan Yan Sultra, dimana sedikitnya 3 jurnalis mengalami intimidasi dan kekerasan verbal," ujarnya.
Sebagai penutup, ia mengatakan pertemuan dengan Pak Yan Sultra tidak lebih untuk meneken nota kesepahaman yang telah dibuat.
"Lagipula isi dokumen perjanjian tersebut kembali menengok tugas dan tanggungjawab lembaga kepolisian, yaitu penegakan hukum dan HAM. Maka kenapa begitu sulit bertemu dengan Pak Yan Sultra," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait