BRYANSK, Lintasbabel.iNews.id - Dewan Keamanan Rusia menyerukan perlunya peningkatan pengamanan, terutama sistem pertahanan udara terhadap fasilitas-fasilitas vital dalam negeri, untuk mengantisipasi serangan. Kemunduran-kemunduran pasukan Rusia yang semakin mendekati perbatasan, membuat Artileri dan rudal Ukraina mulai memungkinkan untuk menjangkau sasaran di dalam wilayah Rusia.
Runtuhnya pertahanan Rusia yang ditandai dengan penarikan mundur pasukan Rusia dari Kota Kherson, yang dicaplok bersama 3 wilayah Ukraina lainnya, merupakan sinyal buruk bagi jalannya pertempuran di garis depan.
Sebelumnya, Presiden Putin sempat menyatakan bahwa Kherson yang sudah dianggap sebagai wilayah Rusia, akan dipertahankan dengan segala konsekuensi. Namun, pada kenyataannya Menteri Pertahanan Rusia, Shoigu pada 9 November 2022, telah memerintahkan penarikan mundur pasukannya dari wilayah Kherson.
Selang dua hari dari pengumuman mundur tersebut, militer Ukraina semakin leluasa merangsek maju merebut kembali Kota Kherson, yang merupakan kota terbesar kedua Ukraina setelah ibukota Kiev.
Kehilangan kendali atas Kota Kherson diyakini oleh Presiden AS, Joe Biden akan berpengaruh besar terhadap jalannya pertempuran, dan meningkatkan kepercayaan diri militer Ukraina, sehingga Joe Biden menyebutnya sebagai kemenangan yang signifikan.
Terlebih, kemunduran pasukan Rusia akan membuat Ukraina yang didukung persenjataan bantuan NATO dan negara-negara Baltik memiliki kesempatan untuk melancarkan serangan langsung ke wilayah Rusia.
Dilansir dari Kantor Berita Rusia, TASS, untuk mengantisipasi serangan terutama dari udara, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev telah meminta Kremlin untuk meningkatkan sistem pertahanan udara terhadap objek atau fasiitas vital dalam negeri. Permintaan ini direspon dengan mendatangkan beberapa unit sistem pertahanan udara dari sekutu dekat Rusia, Belarusia.
“Penting untuk mengambil langkah-langkah untuk memperkuat kekuatan dan sarana pertahanan udara dan kerja kontra-baterai untuk melindungi lokasi fasilitas yang sangat penting dan berpotensi rentan,” kata Nikolay Patrushev.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait