PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Lembaga Anti-Doping Indonesia (IADO) pada Jumat mengumumkan sebanyak lima atlet yang berlaga pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 terbukti positif doping. Salah satu yang dinyatakan positif doping adalah atlet binaraga Bangka Belitung yang meraih perak pada PON Papua 2021.
Dilansir dari Kantor Berita Antara kelima atlet tersebut kedapatan positif doping setelah IADO melakukan pengetesan terhadap 718 atlet dari total 7.038 atlet yang mengikuti PON Papua pada 2-15 Oktober tahun lalu.
Sampel tersebut kemudian dikirimkan ke laboratorium anti-doping di Doha, Qatar sebagai salah satu laboratorium yang terakreditasi WADA.
Dari lima atlet tersebut, empat diantaranya adalah atlet binaraga atas nama Kariyono dari Provinsi Jawa Timur, Abdul Manan dari Provinsi Bangka Belitung, Andri Yanto dari Provinsi Aceh, dan Putu Martika dari Provinsi Bengkulu, sedangkan satu atlet lainnya merupakan atlet angkat besi atas nama Carel Yulius asal Jawa Barat.
Ketua KONI Babel, Ricky Kurniawan mengatakan, terkait hasil keputusan IADO kepada 5 atlet salah satunya atlet Bangka Belitung yang positif doping tersebut, KONI Babel, masih menunggu keputusan resmi KONI Pusat
"Terkait hasil keputusan dari IADO mengenai doping yang berimbas kepada salah satu atlet kita memenangi perak dari PON Papua 2021 baru-baru ini untuk sementara kami dari provinsi belum mengambil sikap karena kami masih menunggu statement resmi dari KONI pusat dan juga dari PB PON," ujar Ricky Kurniawan, Sabtu (15/10/2022).
"Apabila yang bersangkutan memang betul terbukti pada saat PON Papua 2021 menggunakan doping, maka kami juga ikut mencabut seluruh bantuan yang diberikan kepada atlet tersebut," jelasnya.
Ia menjelaskan pencabutan bantuan kepada atlet tersebut, bukan hanya bonus saja, tetapi dana bulanan juga akan ikut dicabut.
"Termasuk untuk tahun ini rencananya ada dana bulanan untuk atlet yang meraih medali di PON Papua tersebut atlet atas nama Abdul Manan, akan tidak kita berikan juga bantuan dan juga untuk bonus yang kita serahkan kemaren, juga akan dipertimbangkan kembali apakah akan ditarik kembali," tuturnya.
Ia menegaskan kebijakan tersebut akan diputuskan apabila sudah mendapat pernyataan resmi dari PB PON maupun KONI Pusat.
"Sekali lagi kami tegaskan kami belum bisa mengambil sikap, karena kami masih menunggu surat resmi dan rilis dari KONI Pusat maupun PB PON," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait