BANGKA SELATAN, lintasbabel.id - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) mendukung penuh masyarakat dalam upaya penggarapan persawahan yang ada di setiap daerah. Hal itu dimaksud untuk menuju Babel swasembada pangan.
penanaman padi sawah pada musim tanam tahap kedua, di Desa Pergam, Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (15/06/21), Gubernur Babel, Erzaldi Rosman, menekankan jika Pemprov Babel serius dalam melakukan pengembangan padi sawah, agar di masa mendatang Babel dapat mengurangi ketergantungan beras dari daerah lain.
"Saya sangat senang karena panen padi disini terus meningkat. Kalau dulu setahun sekali, sekarang dalam setahun bisa tiga kali panen," kata Erzaldi.
Namun, Gubernur Erzaldi menyayangkan kelompok tani yang sampai saat ini belum menerapkan manajemen dengan baik. Seperti melakukan tanam padi yang tidak bersamaan, sehingga akan sulit mengatasi hama yang timbul.
"Manajemen kalian kurang bagus, petak sawah sebelah kanan nanam, sebelah kiri belum. Seharusnya ini ditanam secara bersamaan supaya tidak ada yang dirugikan," ujar Erzaldi, kepada para petani.
Erzaldi menuturkan, jika petani saat ini kekurangan peralatan kerja, bisa mendapatkannya melalui program KUR. Tentunya petani perlu memperkuat manajemen kelembagaan.
"Kami ada program KUR. Agar programnya menghasilkan output yang baik, tentunya kami perlu bimbingan dinas terkait. Disamping itu kami juga bisa minta kepada Kementerian agar dana desa dapat digunakan untuk membantu pembelian peralatan pertanian," ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel, Juaidi mengatakan, luas tanam dan hasil produksi padi di Babel sudah meningkat dan mencapai 39%.
"Pemerintah pusat mempunyai program kerja yang luar biasa untuk menggarap semua lahan pontensial. Salah satunya, program food estate yang berbasis korporasi dan menjaga ketahanan pangan dalam negeri," kata Juaidi.
Program itu, kata dia, menggerakan semua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gapoktan kemudian akan digabungkan secara lintas desa.
"Nanti akan dibuat suatu perusahaan yang mengoordinir para Gapoktan. Semua fasilitas akan disupport oleh kementerian lain dan semua tanaman akan masuk dalam satu manajemen," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Babel, Suharyanto menilai kendala yang di hadapi petani sawah di Desa Pergam ini yakni masalah hama dan air.
"Sepintas saya amati hambatan disini adalah masalah hama dan air. Belum lagi keong emas yang banyak kita temui dan ini termasuk hama. Air sawah di sini juga tingkat keasamannya masih tinggi sehingga perlu dilakukan pembersihan. Untuk itu, perlu dilakukan normalisasi saluran air irigasi," ucapnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait