JAKARTA, lintasbabel.id - Contoh teks anekdot berupa sindiran dapat kamu pelajari dalam artikel kali ini. Kata anekdot sendiri tentu bukan barang asing lagi didengar, sebab sebagian besar masyarakat mengenal teks anekdot ini sebagai sebuah teks berisi sindiran yang terkesan sopan namun tidak menghakimi seseorang.
Lantas, apa Itu Teks Anekdot Sindiran?
Teks anekdot berasal dari gabungan dua kata, yaitu an dan ekdote. An diartikan sebagai tidak sementara, dan ekdote diartikan sebagai publikasi. Maka jika diartikan secara harfiah, anekdote merupakan sesuatu yang tidak untuk dipublikasikan atau rahasia.
Teks anekdot kerap dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media untuk mengkritik layanan publik di bidang politik, sosial, dan lingkungan.
Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita lucu dan menggelitik hingga dapat membuat orang lain mudah menerima kritikan yang disampaikan sambil bercanda atau tertawa.
Struktur Teks Anekdot
Berikut ini struktur dalam sebuah teks anekdot sindiran
- Judul
Judul adalah bagian teks anekdot yang ditulis secara singkat, padat, dan lanjut merujuk pada hal atau objek yang dianekdotkan. - Abstrak
Abstrak merupakan bagian di awal paragraf yang berfungsi memberikan gambaran mengenai isi teks. - Orientasi
Orientasi merupakan bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana suatu kejadian itu terjadi. - Krisis
Krisis adalah bagian yang memunculkan suatu masalah unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan atau ditulis. - Reaksi
Reaksi adalah bagian yang menggambarkan bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. - Koda
Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Koda dapat dituliskan menjadi simpulan kejadian yang dialami oleh penulis ataupun orang yang ditulis.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan teksnya tersendiri sehingga dapat dibedakkan dengan teks yang lainnya. Setidaknya teradpat lima kaidah kebahasaan teks anekdot, yakni:
- Menggunakan kata keterangan waktu lampau.
- Menggunakan kata penghubung.
- Menggunakan kata kerja.
- Menggambarkan urutan peristiwa berdasarkan waktu.
- Menggunakan jenis pertanyaan retoris, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab.
Tujuan Teks Anekdot
Contoh teks anekdot sindiran di atas juga memiliki tujuan kepada pembacanya. Tujuannya sebagai berikut.
- Saran untuk membangkitkan tawa bagi pembacanya.
- Sarana untuk menghibur.
- Sarana untuk mengkritik.
Setelah mengetahui struktur dan tujuan teks anekdot sindiran, berikut ini adalah contoh-contoh teks anekdot yang terjadi di sekitar kita sehari-hari.
Contoh Teks Anekdot Sindiran
Kemampuan di Atas Rata - rata
Al dan Barik adalah dua orang yang menjadi murid kritis di sekolahnya. Mereka gemar membaca buku yang sama dan kemudian mendiskusikan tentang isi buku yang mereka baca.
Dimulai dari diskusi ringan “Benar,” kata Barik membenarkan.
Kemudian, Al memberi closing statement yang sangat masuk akal.
“Berhasil menciptakan orang-orang curang yang berkemampuan tinggi!”
Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dan sekaligus merasa miris.
Contoh teks anekdot juga dapat dituliskan dengan bentuk dialog, misalnya seperti berikut.
Pergi ke Masjid
Adzan sudah berkumandang, Rafi dan Ismail belum juga berangkat ke masjid, sebab menunggu Rian yang tak kunjung datang.
Rafi : “Menurutmu Mail, apa Rian akan datang?”
Ismail : “Rian pasti datang, karena dia yang mengajak kita jamaah Maghrib ke masjid.”
Setelah 15 menit, akhirnya Rian pun datang, tetapi dia berjalan dengan gerakan kaki yang terbilang aneh.
Rafi : “Kamu ke mana saja dan kenapa jalanmu terlihat aneh?”
Rian : “Aku mau berjamaah, kata Pak Ustadz kan setiap langkah kaki kita ke masjid akan menjadi pahala, oleh karena itu aku berjalan dengan langkah kaki yang kecil biar pahalaku banyak!”
Rafi : “Terserah kamu saja, kita berdua akan pulang lagi ke rumah.”
Rafi dan Ismail pun pergi meninggalkan Rian.
Pelajaran Kosong
Guru : 'Anak-anak, apa pelajaran favoritmu?'
Andre : 'Saya sangat suka matematika, Bu.'
Rini : ‘Saya suka bahasa Inggris, Bu.’
Abdel : 'Saya suka pelajaran sejarah, Bu.'
Guru : 'Wah, bagus sekali! Hei Dadang, hanya bengong! Apa pelajaran favorit kamu?'
Dadang : 'Ha? ada apa bu? saya suka… pelajaran kosong, bu!
Guru : ‘Tahun depan ketemu pelajaran ibu lagi ya kamu!
Pengemis Dermawan
Kakek Pengemis : “Nak, berilah sedekah, Nak,” pinta pengemis itu.
Pemuda : “Tolong kembalikan lima ribu itu, Kakek,” katanya.
Kakek Pengemis :'Ini, Nak, kembaliannya.'
Pemuda :“Nah, Kakek, kok kembaliannya sembilan ribu, itu banyak?” tanya pemuda itu heran.
Kakek :'Oh, tidak apa-apa, Nak. Anggap saja saya sedang bersedekah.’
Periksa Telinga
Dokter : 'Apa yang terjadi dengan telinga Anda, Bu?'
Wanita : ‘Begini dok, tadi pagi saya sedang menyetrika baju. Saat saya sedang menyetrika, tiba-tiba telepon berdering. Karena refleks, saya langsung mengangkat setrika di telinga kiri saya.’
Dokter : 'Begitu, saya mengerti keluhan Anda. Jadi bagaimana jika telinga ibu ada di sebelah kanan?’
Pasien : ‘Ini dia, dok. Seseorang menelpon saya lagi.'
Dokter : *Hening*
Membeli Roti
Anak kecil : 'Roti apa yang Anda jual, Pak?'
Penjual Roti: ‘Banyak, Dek. Pilih saja.’
Penjual Roti: 'Ada mangga, durian, strawberry, nanas dan lainnya. Mau beli rasa apa, Dek?'
Anak kecil : 'Kamu tidak ingin menjual roti, kan? Kok bisa, yang disebut buah terus. Yang mana roti asli?’
Penjual Roti: 'Semua roti ini asli, hanya rasa buahnya saja, Dek.'
Anak kecil : 'Kamu konyol, di sini. Di mana roti seperti itu ada.’
Penjual Roti: 'Nah, saya tidak menjual roti kepada Anda, Dek,' katanya dengan nada kesal.
Maling Sendal
Pemuda Pencuri: ‘Pak, sandal yang saya curi harganya hanya Rp 25.000, kenapa saya divonis sepuluh tahun penjara? Sementara koruptor mendapat hukuman yang lebih ringan, padahal uang rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”protes pemuda itu.
Hakim : 'Anda merugikan satu orang Rp. 25.000. Sementara koruptor merugikan 200 juta orang dengan korupsi sebanyak dua miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian per orang hanya Rp. 10.'
Pemuda Pencuri: 'Lalu apa yang akan terjadi pada saya, Hakim?'
Hakim : 'Setelah perhitungan, tindakan Anda jauh lebih merugikan. Jadi, saya akan menghukum Anda lebih berat daripada koruptor!’
Pemuda Pencuri: *langsung pingsan*
Panen Tomat
Istri :'Pa, kenapa kamu memakannya? Tomat ini belum dicuci dan masih mengandung pestisida.”
Suami :'Tahukah kamu, Bu? Tomat ini seperti papa bagi mama.'
Istri :'Apa maksudmu?'
Suami :'Aku terlalu mencintaimu.'
Istri : *tersenyum sendiri*
Memijat Bayi
Ibu :'Mana baby oil nya, rasanya mau taruh di sini,' gumam Ibu pada dirinya sendiri. “Nak, bisakah kamu minyak ibu di dapur untuk pijat adik perempuanmu?” Tanya ibu kepada anaknya.
Anak Kedua:'Ya, Bu,' jawab anak itu." Anak kecil itu kemudian berlari mengambil minyak yang ada di dapur. Setelah itu, dia menyerahkannya kepada ibunya.
Ibu :“Mengapa kamu mengambil ini, Nak?” tanya wanita itu dengan heran.
Anak Kedua: “Sebelumnya, ibu saya menyuruh saya untuk mengambil minyak di dapur,” kata anak kecil dengan wajah polos.
Ibu :*Hening*
Racun Serangga
Kakak : Pah, tolong ini gawat, adik menelan kecoa pahh !!
Papah : Astaga kok bisa sih kak !! Bagaimana ceritanya ? Cepet kamu panggil mamah supaya mamah bawa dokter kesini.
Kakak : Oh kalau gitu tambah menjadi masalah pah, tunggu sebentar saja kecoanya mati, soalnya kakak udah kasih adik racun serangga tadi.
Papah : *Hening*
Mengerjakan PR
Murid : Ibu guru, boleh tidak yah di hukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?
Ibu Guru : Iya tidak boleh lah nak, seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia telah melakukan kesalahan.
Murid : Alhamdulillah, saya belum mengerjakan PR soalnya bu.
Ibu Guru : Dasar kamu ya, *Hening*!
Order Paket Online
Pembeli : Pagi Mba, saya mau pesan, boleh?
Penjual Online : Oh iya tentu boleh dong Mas, silahkan mau pesan apa? Dan berapa jumlahnya?
Pembeli : Oh, maksud saya bukan mau pesen barang Mba.
Penjual Online : Kok gitu? Terus mau pesan apa mas?
Pembeli : Jadi saya cuma mau pesan sama Mbak, jangan lupa makan, jaga kesehatan, dan ingat sholat lima waktu ya.
Penjual Online : Hmmm *senyum-senyum*
Ujian Akhir Semester
Rima sudah pulang dari sekolah pada sore hari dengan wajah yang lesu.
Kakak : “Bagaimana hari ini di sekolahmu, kenapa kau tampak murung?”
Rima : “Hari ini ada ujian di sekolahku, dan aku hanya bisa menjawab 1 soal dari 10 soal.”
Kakak : “Sudah tidak apa-apa, yang penting kamu sudah mengisi semua soal ujiannya.”
Kakak pun menghibur Rima dengan memberikannya ice cream.
Rima : “Maksudku, Rima cuma bisa mengerjakan 1 soal dan yang 9 soalnya lagi enggak.”
Rima dipanggil guru ketika sedang di dalam kelas.
Ibu guru : “Rima, ibu tidak melihat jawabanmu di essay. Hanya terdapat tulisan benar.”
Rima : “Kan sesuai dengan perintahnya bu. Perintahnya tertulis bahwa harus mengisi setiap jawaban dengan benar. Jadi saya, tulis jawaban benar di essay.”
Dikutip dari buku Teks Anekdot, karya Millah Af’idah dan Silvia Sri, berikut contoh teks anekdot sindiran politik:
Kursi yang Membuat Lupa
Di suatu siang, ada dua anak-anak yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus : “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton : “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang akan lupa.”
Bagus : (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton : “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus : “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton : “Lho, kok begitu?”
Bagus : “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janinya.”
Anton :”Oh iya, betul juga.”
Bebas Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: “Bu, ibu guru tanya, Bu!”
Ibu Guru: “Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Ndi?”
Murid: “Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukan?”
Ibu Guru: “Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Ndi.”
Murid: “Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR.”
Ibu Guru: “Oohhh.. Dasar bocah!”
Itulah contoh teks anekdot sindiran beserta dengan struktur, kaidah, dan tujuan teks anekdot. Semoga artikel ini bisa kamu jadikan sebagai referensi belajar kamu ya. Selamat mencoba membuat teks anekdot sindiran!
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait