PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Seorang tenaga pendidik atau guru diharuskan bisa membuat perencanaan pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Persiapan guru sebelum mengajar salah satunya adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP.
RPP sendiri merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dibuat berdasarkan silabus untuk dijadikan pedoman dalam kegiatan pembelajaran, agar para siswa mampu mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang sudah ditetapkan.
Lantas, mengapa guru wajib membuat RPP?
RPP adalah panduan atau rel agar apa yang diajarkan para guru sesuai dengan target dan sasaran dati mata pelajaran yang diampunya. Dengan demikian pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, efisien, dan yang terpenting memberikan motivasi keapda para siswa agar pro aktif mengikuti pelajaran.
Berikut ini alasan mengapa guru wajib membuat RPP di awal semester:
1. Pembelajaran Berlangsung Lebih Sistematis
Dengan membuat RPP, guru akan memiliki pedoman dalam merancang metode pembelajaran yang disukai para siswa. Guru dapat membuat desain atau metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa agar para siswa dapat belajar dengan semangat dan tentu saja menyerap ilmu dengan utuh dan berkesan.
Teknisnya, guru bisa melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi kelas yang disusun kedalam bentuk materi yang disukai siswa, dengah harapan pembelajaran berlangsung menyenangkan dan membelajarkan.
2. Memudahkan Analisis Keberhasilan Mengajar Guru dan Aktivitas Belajar Siswa
Mengukut tingkat keberhasilan mengajar dan belajar siswa juga merupakan hal yang penting. Keberhasilan belajar siswa ini tidak harus diukur menggunakan nilai berupa angka-angka semata.
Dalam RPP yang sudah disusun oleh guru, wajib memuat bentuk penilaian yang akan dilakukan untuk melihat perkembangan para siswa dalam belajar.
Jika hal ini sudah dilakukan, maka guru akan mudah melihat apakah tujuan belajar sudah tercapai atau belum.
3. Memudahkan dalam Menyampaikan Materi
RPP juga dapat mengatur durasi pertemuan sebuah materi pembelajaran dapat diselesaikan oleh siswa. Ini juga dapat melihat jika ada ketidak sesuaian jumlah tatap muka dalam penyampaian materi di RPP dengan yang ada di kelas.
Seorang guru dapat langsung mengetahui poin-poin mana saja dari penyampaian materi yang berjalan kurang efektif, sehingga dapat dicari strategi alternatif penyampaian materi pelajaran dengan lebih efektif.
4. Mengatur Pola Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam RPP dapat di desain sedemikian rupa untuk mengatur pola pembelajaran. Misalnya jika ada materi yang tidak dapat dituntaskan dalam satu kali pertemuan tatap muka atau daring di kelas, sedangkan waktu pembelajaran sangat terbatas.
Guru dapat merancang pola penyampaian materi, misalnya di tatap muka pertama membahas dasar-dasar materi pembelajaran, kemudian di tatap muka kedua membahas hal yang lebih detai dari materi dalam mata pelajaran itu.
Begitupun dalam pembelajaran daring, guru dapat menentukan kegiatan mana saja yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sinkron, dan mana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan secara asinkron.
Semua itu diperbolehkan asalkan masih sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku saat ini.
5. Menghemat Waktu dan Tenaga
Persiapan pembelajaran akan lebih matang jika guru sudah membuat RPP. Guru tidak akan kebingungan menentukan metode, bentuk penilaian, materi dan hal-hal lainnya saat mengajar, karena semuanya sudah ada di dalam RPP.
Dengan demikian, tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia untuk sekedar memikirkan persiapan sebelum dan saat mengajar karena semuanya sudah dipersiapkan sejak awal semester.
6. Bahan Evaluasi Pembelajaran Sekaligus Refleksi
RPP tidak hanya menjadi pelengkap administrasi seorang guru, yang ujung-ujungnya hanya sebagai laporan kepada atasan (kepala sekolah).
RPP yang telah dirancang dapat digunakan kembali sebagai bahan evaluasi sekaligus refleksi, apakah kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan target dan tujuannya.
Guru dapat menuliskan kendala apa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran selanjutnya kendala-kendala tersebut tidak terulang kembali.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait