Kesempatan itu dilihat Gajah Mada peluang sekaligus sebagai kelemahan Raja Sunda yang mendatangi Majapahit untuk menyerahkan putrinya ke Majapahit. Rencana pernikahan Dyah Pitaloka dengan Hayam Wuruk murni masalah asmara, hubungan antara laki dan perempuan, tidak ada nuansa poltik di dalamnya.
Makanya, saat rombongan Raja Sunda tiba di Desa Bubat, kepala desa menghadap Raja Hayam Wuruk untuk mengabarkan bahwa rombongan Raja Sunda telah datang. Kabar itu disambut gembira Raja Hayam Wuruk dan pembesar istana.
Apalagi, mereka sudah menyiapkan sambutan besar-besaran dengan menghias istana. Bahkan Raja Hayam Wuruk bersiap menyongsong rombongan ke Desa Bubat. Tapi, sang patih Gajah Mada menujukkan ketidaksenangannya dengan niat Raja Hayam Wuruk menyusul calon besannya ke Desa Bubat.
Gajah Mada yang memang patih senior dan dituakan berani mencela Raja Wuruk yang masih muda dan tidak berpengalaman. Karena hal itu menurut Gajah Mada sama saja merendahkan martabat Majapahit.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait