BI Babel Dorong Hilirisasi Perikanan jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Ia menekankan bahwa diversifikasi ekonomi berbasis sumber daya kelautan sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
Namun, Rommy juga menyoroti adanya tiga tantangan utama dalam mempercepat hilirisasi perikanan, yakni Ketersediaan faktor produksi seperti sarana tangkap dan fasilitas pengolahan; Kelembagaan dan regulasi yang belum sepenuhnya mendukung, serta; Pemasaran dan perdagangan hasil perikanan yang masih terbatas.
Dalam sesi akhir sambutannya, Rommy Tamawiwy menegaskan bahwa hilirisasi perikanan tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, lembaga keuangan, dan masyarakat.
"If you want to go fast, go alone; if you want to go far, go together,” kutipnya dari Nelson Mandela.
“Sinergi, kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.”
BI Babel, kata Rommy, mendorong penguatan kelembagaan nelayan, pengembangan klaster perikanan terintegrasi, business matching antar pelaku usaha, serta dukungan pembiayaan produktif bagi UMKM.
Dengan strategi yang tepat, Babel diharapkan mampu memanfaatkan momentum pasar global dan memperkuat posisi di sektor ekonomi biru, sekaligus membuka peluang agar Babel go international.
Sejalan dengan Pembangunan Daerah: Bangka Belitung Menuju Ekonomi Biru dan Wisata Berkualitas
BEF 2025 juga sejalan dengan tema pembangunan daerah, yaitu “Mandala Pengembangan Quality Tourism and Blue Economy.” Tema ini menegaskan arah pembangunan Babel yang menempatkan sektor ekonomi biru dan pariwisata sebagai pilar utama transformasi ekonomi.
“Saatnya Bangka Belitung berkisah tentang kinerja dan potensinya. Dengan hilirisasi perikanan dan penguatan ekonomi biru, kita ingin membangun struktur ekonomi yang lebih beragam, tangguh, dan berkelanjutan,” tutup Rommy Tamawiwy dengan optimisme.
Editor : Muri Setiawan