BI Babel Dorong Hilirisasi Perikanan jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Stabilitas sistem keuangan Babel juga terjaga, dimana penyaluran kredit tumbuh 3,12% (yoy) pada September 2025, didorong oleh kredit konsumsi dan modal kerja. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,05% (yoy), dengan pertumbuhan giro mencapai 21,53% (yoy) dan tabungan 8,35% (yoy).
NPL (Non-Performing Loan) tercatat 3,43%, masih di bawah ambang batas risiko perbankan. Menurut BI, kondisi ini menunjukkan sistem keuangan yang tangguh di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Digitalisasi Dorong Efisiensi dan Inklusi Keuangan
Selain sektor riil, BI Babel juga mencatat peningkatan signifikan dalam transaksi ekonomi digital. Nominal transaksi non-tunai di Babel terus meningkat seiring perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD).
“Melalui pemanfaatan QRIS sebagai kanal pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah), kita ingin memperluas transaksi digital untuk mempercepat inklusi keuangan dan mendukung UMKM lokal,” terang Rommy Tamawiwy.
Menurutnya, pertumbuhan transaksi QRIS dan uang elektronik akan menciptakan efisiensi ekonomi, meningkatkan daya saing, serta mendorong ekonomi daerah menuju Indonesia Maju.
Sektor Perikanan, Cerita Baru Ekonomi Babel
Menggali potensi baru di luar sektor timah menjadi agenda strategis BI Babel. Sektor perikanan kini digadang sebagai motor penggerak baru ekonomi biru. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor perikanan berkontribusi 7,45% terhadap total PDRB Babel pada 2024, serta menjadi ekspor terbesar ketiga setelah timah dan kelapa sawit.
“Bangka Belitung tidak hanya berkisah tentang timah. Kita juga memiliki kisah besar di sektor Ekonomi Biru. Ekonomi Biru adalah kita, dan tanah Serumpun Sebalai unggul di sini,” tegas Rommy Tamawiwy.
Editor : Muri Setiawan