get app
inews
Aa Read Next : BPS: Maret 2024 Bangka Belitung Alami Inflasi 1,80 Persen

BI : Agustus 2021, Babel Alami Deflasi 0,07 Persen

Kamis, 02 September 2021 | 19:27 WIB
header img
Gedung Kantor Perwakilan BI Babel. (Foto : istimewa)

​​​​PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung melaporkan, pada Agustus 2021 Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,03% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada Juli 2021 yang tercatat 0,08% (mtm). Penurunan ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok volatile food dan stabilnya harga komoditas administered price.

Sementara itu, beberapa komoditas memberikan andil inflasi terutama tarif pendidikan sesuai pola musiman tahun ajaran baru. 

"Pada level regional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengalami deflasi 0,07% (mtm) atau inflasi 2,86% (yoy). Deflasi yang rendah pada bulan Agustus 2021, didorong oleh menurunnya beberapa komoditas bahan makanan seperti daging ayam ras dan beberapa jenis ikan (udang, cumi-cumi, dan ikan kerisi)," tulis Kepala Kantor Perwakilan BI Babel, Tantan Heroika dalam keterangannya kepada lintasbabel.id, Rabu (2/9/2021). 

Hal ini tercermin dari penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,37% (mtm) dengan andil deflasi sebesar 0,128%.

Selain daging ayam dan beberapa jenis ikan, deflasi pada kelompok tersebut juga disumbang oleh cabai merah dan cabai rawit.

Namun demikian deflasi kelompok ini tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami peningkatan indeks harga seperti ikan selar, ikan bulat, ikan ekor kuning, ikan tongkol, minyak goring dan ikan singkur yang memberikan andil inflasi cukup besar. 

"Secara spasial, kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,27% (mtm) terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau berupa ikan selar, ikan bulat, rokok kretek filter, minyak goreng, dan ikan singkur," ujar Tantan. 

Berbeda dengan kota Pangkalpinang, kota Tanjungpandan justru mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm). Inflasi di kota Tanjungpandan utamanya juga disumbang oleh komoditas ikan seperti ikan ekor kuning, ikan tongkol, ikan kerisi, cumi- cumi dan ikan kembung.

Sesuai musimnya, pada Agustus 2021, kelompok pendidikan memberikan andil inflasi di kedua kota sampel IHK. Komoditas dalam kelompok pendidikan yang paling besar memberikan andil inflasi adalah sekolah dasar dengan andil terhadap inflasi bulanan Bangka Belitung sebesar 0,010%.

Apabila dilihat dari perkembangan cuaca, Indeks ENSO BMKG saat ini berada dalam rentang zona normal, atau menunjukkan tidak terjadinya fenomena El Nino maupun La Nina. Namun demikian, indeks yang terus mengalami penurunan dari prakiraan awal mengindikasikan menguatnya prakiraan tekanan La Nina ke depan.

Meskipun berada dalam periode musim kemarau, Bangka Belitung terpantau mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi.

"Lebih lanjut, gangguan cuaca juga berdampak pada tingginya gelombang air laut. Selain dapat mempengaruhi kelancaran jalur distribusi, juga cukup menyulitkan nelayan dalam melakukan aktivitas melaut sehingga tekanan inflasi komoditas ikan segar masih cukup kuat," katanya. 

Selain itu, komoditas yang masih berpotensi mengalami peningkatan adalah minyak goreng, yang dipengaruhi oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) global. Perkembangan harga CPO global kembali meningkat sebesar USD1.077,05/mt di bulan Agustus 2021 atau naik 7,55% (mtm).

"Kenaikan harga tersebut antara lain didorong oleh pasokan yang relatif terbatas, sejalan dengan adanya hambatan produksi, khususnya di Malaysia, karena berkurangnya jumlah pekerja migran seiring ditutupnya perbatasan akibat pandemi Covid-19," ujarnya. 

Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board (MPOB), produksi minyak sawit Malaysia turun 5,1% pada Juli 2021 menjadi 1,52 juta ton. Sementara itu produksi CPO Bangka Belitung diperkirakan melanjutkan tren peningkatan. Tercatat pada Juli 2021 ekspor CPO Bangka Belitung meningkat lebih dari 100% secara tahunan.

Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2021 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis, mempererat koordinasi antar pemangku kepentingan, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun melalui kerja sama antar daerah sehingga inflasi tahun 2021 dapat terjaga pada rentang 3±1%.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut