get app
inews
Aa Text
Read Next : Bupati Markus Bangga Bangka Barat Dipercaya Jadi Tuan Rumah MTQH XIV Tingkat Provinsi

Inflasi Bangka Belitung pada September 2025 Tetap Terjaga

Jum'at, 03 Oktober 2025 | 15:51 WIB
header img
Inflasi Bangka Belitung pada September 2025 Tetap Terjaga. Foto: Haryanto

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada September 2025, Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 0,46% (mtm), berbalik arah dibandingkan dengan periode Agustus 2025 yang mengalami deflasi sebesar 0,46% (mtm). 

Angka inflasi tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang juga mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm). 

Terjadinya inflasi bulanan ini utamanya disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,14% (mtm), dengan komoditas utama yang memberikan andil inflasi bulanan yaitu daging ayam ras, cabai merah dan kangkung. 

Namun demikian, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada kelompok Transportasi sebesar 0,16% (mtm).

Secara tahunan, Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 1,82% (yoy) dan berada di dalam sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1%. Angka inflasi tahunan ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan nasional sebesar 2,65% (yoy), dan menjadikan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan inflasi terendah kedelapan se-nasional. 

Inflasi tahunan Bangka Belitung ini didorong oleh kenaikan indeks harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 4,89% (yoy) yang disumbang oleh komoditas bawang merah dan beras. Selain itu, inflasi tahunan juga disebabkan kenaikan harga pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang tercatat sebesar 5,39% (yoy), utamanya komoditas emas perhiasan. 

Tekanan inflasi tahunan lebih lanjut, tertahan oleh kelompok Pendidikan yang mengalami 

deflasi sebesar 12,85% (yoy).

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, menjelaskan bahwa TPID terus berupaya memastikan kelancaran distribusi dan ketersediaan stok pangan di Bangka Belitung, sehingga diharapkan stabilitas harga pangan tetap terjaga. 

"Salah satu langkah strategis adalah melalui optimalisasi penyerapan produk pertanian lokal yakni Gabah Kering Panen (GKP) oleh Bulog dari Desa Rias Kabupaten Bangka Selatan dan beras dari Kelompok Tani Sinar Tani Kabupaten Belitung Timur," kata Rommy, Jumat (3/10/2025). 

Sementara itu, pengendalian pasokan komoditas pangan lainnya seperti bawang merah juga akan menjadi fokus, seiring dengan kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan turut menahan hasil panen bawang merah ke depan.

Secara spasial tahunan, seluruh wilayah yang disurvei Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi. Kabupaten Bangka Barat tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 2,30% (yoy). 

"Kemudian diikuti oleh Kabupaten Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 2,10% (yoy) dan 1,75% (yoy). Selanjutnya, Tanjungpandan tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi terendah yakni sebesar 0,94% (yoy)," ujar Rommy. 

Lebih lanjut, Rommy menambahkan Bank Indonesia terus bersinergi dengan TPID dan mitra strategis lainnya dalam menjaga inflasi pada rentang yang rendah dan stabil. 

Hal ini sebagai bentuk dukungan Bank Indonesia dan TPID terhadap 3 langkah strategis pengendalian inflasi yaitu (i) menjaga inflasi tahun 2025 pada kisaran sasaran nasional 2,5±1% dalam rangka mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, (ii) menjaga inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0-5,0% dan (iii) memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan penyusunan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027.

"Untuk itu, Bank Indonesia bersinergi dengan TPID se-Bangka Belitung akan terus memperkuat kerangka kebijakan 4K dalam pengendalian inflasi yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif," tutur Rommy. 

 

Dalam rangka mendukung keterjangkauan harga bahan pokok, sejak bulan Januari hingga bSeptember 2025, setidaknya telah dilaksanakan 40 kali sidak pasar dan distributor di seluruh wilayah di Bangka Belitung baik yang dipimpin langsung oleh Kepala Daerah maupun oleh perwakilan instansi terkait.

Selain itu, hingga akhir September 2025 telah dilaksanakan kegiatan OP sebanyak 77 kali dan GPM sebanyak 50 kali di seluruh wilayah di Bangka Belitung. 

Pada kerangka ketersediaan pasokan, TPID mendorong implementasi Kerja Sama Antar Daerah (KAD) baik melalui mekanisme Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B). 

Sejalan dengan hal tersebut, dari periode Januari - September 2025 telah dilaksanakan 9 kali KAD.         

Rommy menyampaikan ke depan masih terdapat tantangan bagi TPID dalam menjaga inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada rentang yang rendah dan stabil. 

"Melalui kolaborasi yang kuat antar anggota TPID bersama seluruh masyarakat diharapkan inflasi tetap terjaga dalam sasaran nasional dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang inklusif dan berkelanjutan," ucapnya. 

 

Editor : Haryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut