PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Aksi spektakuler Aleksandar Trajkovski pada babak playoff zona Eropa Piala Dunia 2022 yang membobol gawang Gianluigi Donnarumma pada masa injury time, masih belum cukup untuk menghantarkan negara pecahan Yugoslavia ini mendapatkan tiket ke Qatar, venue penyelenggaraan putaran final Piala Dunia 2022.
Tim asuhan Blagoja Milevski ini masih harus melewati hadangan raksasa sepakbola Portugal untuk mencatatkan penampilan perdana diajang paling bergengsi sepakbola ini.
Gol "keberuntungan" Makedonia Utara saat bertandang ke Italia, lahir dari sebuah proses sederhana. Berawal dari tendangan gawang yang dilakukan kiper Stole Dimitritrievski melambung ke sisi kiri pertahanan Italia, kemudian terjadi duel udara sejumlah pemain kedua tim. Bola liar akibat duel tersebut jatuh ke kaki Aleksandar Trajkovski yang membuat satu sentuhan sebelum melepas tembakan mendatar dari luar kotak penalti melewati hadangan blok 3 pemain Italia dan merobek jala yang dikawal Gianluigi Donnarumma.
Gol yang pantas disesali fans Italia diseluruh dunia, pasalnya banyak yang berasumsi bahwa kiper sekelas Donnarumma harusnya tidak kesulitan untuk mengantisipasi tembakan yang tidak terlalu keras tersebut.
What ever, Makedonia Utara sudah tampil heroik membendung serangan Italia yang memaksa mereka menerima 32 tembakan (hanya 5 shoot tepat sasaran). Kini masyarakat pecinta bola dunia dibuat penasaran, sejauh mana Boban Nikolov dan kawan-kawan mampu menorehkan sejarah baru sepakbola negeri yang hanya berpenduduk sekitar 2 juta jiwa ini.
Jelas tidak mudah, Makedonia masih harus melewati satu lagi ujian berat yaitu melewati hadangan Portugal yang punya reputasi besar sepakbola. Dihadapan superstar Ronaldo dan sederet bintang sepakbola milik Portugal, punggawa Makedonia Utara jelas kalah segala-galanya, sehingga sulit rasanya untuk mempercayai peluang Makedonia Utara, bahkan sekedar menahan imbang skor.
Namun sepakbola bukan matematika, sekalipun diatas kertas Makedonia akan jadi bulan-bulanan lini serang ganas Portugal, namun selama peluit 90 menit belum ditiup, segalanya masih bisa terjadi. Semangat pantang menyerah timnas antah berantah Makedonia Utara ini setidaknya bisa dijadikan pelajaran bagi Timnas Indonesia yang hingga saat ini masih belum menunjukkan perkembangan signifikan dilevel dunia bahkan regional Asean.
Editor : Muri Setiawan