PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Pernyataan Plt Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Amir Syahbana, yang mengatakan bahwa dampak lingkungan akibat pertambangan timah hanya opini, disanggah oleh Rektor Universitas Muhammadiyah (UNMUH) Babel, Fadillah Sabri. Bahkan, sang rektor menantang pejabat tersebut dalam sebuah debat terbuka.
"Kalau katanya tidak ada data, saya siap dengan data. Penelitian-penelitian di bidang kerusakan lingkungan, DAS di Bangka Belitung sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa saya. Fordas siap berdebat terbuka dengan PLT Kadis ESDM Babel itu," ujar Fadillah Sabri yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (FORDAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (7/8/2021).
Secara tegas, Fadillah mengatakan bahwa Plt Kadis ESDM Babel tidak paham, dengan pernyataanya tersebut.
"Saya tidak tau konteks dia bicara itu, saya tidak tau dia ngomong begitu apa tidak, apakah wartawannya yang salah. Namun jika itu benar, kalau dia menyampaikan bahwa kerusakan lingkungan itu hanya opini, berarti dia tidak paham. Dia harus banyak belajar. Kalau kata dia tidak ada data, Fordas akan tunjukkan data," ujarnya.
"Apa tidak cukup bukti kerusakan di depan mata itu. Kalau pertambangan timah itu belum ada penggantinya, untuk peningkatan ekonomi, iya, oke oke saja. Itupun masih perlu diperdebatkan. Namun, ketika dia menambahkan kerusakan lingkungan itu hanya opini, dia keliru," imbuhnya.
Pernyataan Amir sendiri, dikatakan Fadillah telah melukai para pegiat lingkungan, serta masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor selain timah, terutama para nelayan.
"Bahasanya sangat, sangat melukai, tidak hanya nelayan, tapi kami dari akademisi pun terluka. Itukan, maaf ngomongnya, bisa dikatakan kalau kata Rocky Gerung itu dungu. Jangan sampai taunya sedikit, kemudian melontarkan sesuatu yang dia sendiri tidak paham," katanya.
Sejumlah penelitian yang dilakukan FORDAS Babel, kata Fadillah sudah sangat sering dilakukan, terkait dampak pertambangan terhadap lingkungan di Babel.
"Kasat mata kita lihat, pertama sedimentasi sungai, pendangkalan sungai, degradasi lahan, belum kualitas air yang semakin menurun. Kita lihat itu. Penambangan yang benar, itu bisa kita akui. Tetapi penambangan yang tidak benar, itu kan kalimat dia itu bahwa itu hanya opini. Yang namanya opini itukan pemikiran seseorang, tapi itu bukan opini, itu fakta," ujarnya.
Fadillah meminta Plt Kadis ESDM Provinsi Kepulauan Babel, Amir Syahbana melakukan klarifikasi atas pernyataannya yang sudah dimuat di media belakangan ini. Dirinya juga meminta kepada Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman menegur anak buahnya tersebut.
"Mau kita ajak dia melihatnya, di Belitung Timur, kerusakan air disana. Melalui media ini sampaikan, Fordas mengundang debat terbuka kepada Plt Kepala Dinas, kita terbuka, saya akan mandunya, saya akan kirimkan tenaga ahli, di Fordas itu banyak sekali para Doktor dan ahli lingkungan, berani gak. Kalau pun memang gak berani, segera diklarifikasi ucapannya itu. Kepada pak gubernur mohon untuk dapat menasehati Plt kadisnya ini," kata Fadillah.
Sebelumnya, diberitakan salah satu media online di Babel pada Kamis (5/8/2021), Plt Kadis ESDM Babel, Amir Syahbana menyatakan bahwa dampak aktifitas pertambangan terhadap kondisi lingkungan dan nelayan yang selalu digaungkan masalahnya, justru dinilainya itu semua hanya opini.
"“Tidak ada data empiris yang pasti masalah tersebut menjadikan dampak".
Demikian pernyataan Amir yang dimuat di detikbabel.com, Kamis (5/8/2021). Pernyataan ini diutarakan Amir, di sela-sela rakor Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Babel, Kamis (5/8/2021) berlangsung di Soll Marina hotel, Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Editor : Muri Setiawan