BANGKA BARAT, Lintasbabel.iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat (Babar), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Baael) mencatat sebanyak 86 orang terjangkit Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Puluhan orang itu, tersebar di beberapa Kecamatan yang ada di Bangka Barat, dan telah mendapatkan perawatan oleh Puskesmas setempat.
"Kalau di Puskesmas Mentok itu orang dengan human immunodeficiency virus atau ODHIV jumlahnya 18, Puskesmas Simpangteritip 1, di Puskesmas Kelapa 6, Puskesmas Jebus 7 dan 10 orang di Puskesmas Puput," kata Kadinkes Babar, Rangkuti, pada Jumat (28/6/2024).
Selanjutnya Puskesmas Sekarbiru ada 13 orang, 6 orang di Puskesmas Tempilang, dan 25 orang di RSUD Sejiran Setason.
"Kalau dari data yang kita rangkum, jadi untuk tahun 2024 ditemukan 4 kasus baru. Empat kasus baru ini ditemukan di RSUD Sejiran Setason. Asalnya 1 orang beralamat Kecamatan Jebus dan 3 orang beralamat di Kecamatan Mentok," ujarnya.
Dengan banyaknya kasus HIV saat ini, Rangkuti mengajak seluruh elemen di masyarakat untuk bisa berperan aktif. Khususnya bagi kalangan orang tua yang memiliki anak perempuan. Dia meminta untuk dilakukan pengawasan secara ketat keseharian sang anak.
"Kalau bisa aktif kasih nasihat. Apalagi saat ini sudah banyak kasus di Babar. Anak-anak remaja perempuan kita harap untuk tidak berperilaku buruk dalam berhubungan seksual. Bisa dibentengi dengan memperkuat iman dan tak bergaul sembarangan," ujarnya.
"Kalau bisa tidak ke luar di malam hari. Karena memang orang ini (si penderita, red) sembunyi tidak boleh dipublish. Itu yang jadi masalah. Saya harap juga tokoh-tokoh agama sesekali khotbah di masjid menggunakan data-data ini. Karena ini jarang didengar," katanya lagi.
Begitu pula para tenaga pendidik yang ada di sekolah. Rangkuti meminta agar memberikan edukasi kepada pelajar. Walaupun mungkin di luar konteks ilmu keguruan, namun paling tidak sudah ikut berupaya untuk mencegah HIV ini agar tidak menambah kasus baru.
"Karena apa, jadi dari tiga penyakit berbahaya, yang paling sulit mencari jalan ke luarnya itu HIV dan AIDS. Karena dia selalu tertutup, baik itu perilaku penyebab, kelompok umur atau siapa yang tertular. Bisa jadi ada di lingkungan kita," ucapnya.
Editor : Muri Setiawan