Beda halnya dengan Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berada pada angka 18,5 persen pada 2022. Namun terjadi peningkatan di tahun selanjutnya. Survei kesehatan Indonesia Kementerian Indonesia 2023 menyatakan Prevelensi Status Gizi Balita yang mengalami Kondisi Stunting di Kepulauan Bangka Belitung ada 20,6%.
2,1 bukan angka yang mudah untuk membalikkan keadaan. Di tahun 2021 lalu berdasarkan data SSGI prevelensi stunting Kepulaua Bangka Belitung 18,6. Selama periode 2021-2022 hanya naik 0,1%, lalu di tahun 2023 turun 2,1%. Hal ini menjadi bahan evaluasi ke depan, agar pemerintah dapat fokus pada permasalahan stunting, demi mewujudkan cita-cita bangsa.
Penurunan stunting adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif, Indonesia dapat mengurangi angka stunting secara signifikan dan memastikan bahwa setiap anak, di mana pun mereka tinggal, memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Ini akan mendukung tercapainya target Indonesia Emas 2045 dan juga sebagai perwujudan capaian Indonesia sentris yang sejahtera dan merata.
Editor : Muri Setiawan