Konflik muncul bukan hanya perihal kehadiran kampus.Tapi Musda itu juga tidak sah jika masih mengatasnamakan Musda BEM BABEL, karena harus di hadiri oleh kampus kampus yang berada di Pulau Bangka maupun di Belitung baru bisa dikatakan sah mengatasnamakan Musda BEM BABEL.
“Saya tidak bisa datang di acara yang tidak ada kejelasannya.Karena memang kampus kampus yang melaksanakan musda di UBB kemarin secara administratif tidak bisa di benarkan, Kami dari BEM ISB Atma Luhur masih mengakui IAIN sebagai Korda sampai dengan terselenggaranya musda yang sesuai dengan syarat dan ketentuannya,” ujar Ilham, Ketua BEM ISB Atma Luhur.
Sementara Agung, selaku Ketua BEM Unmuh Babel, menyatakan ketidaktahuan atas pemindahan tuan rumah dan pelaksanaan Musda pada tanggal 18 Mei 2024 di kampus UBB.
“Saya selaku Ketua BEM Unmuh Babel pun tidak tahu atas pemindahan tuan rumah dari Unmuh ke kampus UBB, padahal jelas hasil kesepakatannya pada saat Rakerda BEM BABEL di Universitas Pertiba jelas Unmuh yang menjadi tuan rumah diambil dari kesepakatan bersama. Anggota BEM yang saya delegasikan tidak mengkonfirmasi perpindahan tuan rumah. Saya sangat menyayangkan berita yang beredar bahwa BEM Unmuh Babel ikut serta dalam Musda di UBB, padahal saya tidak mengetahui sama sekali hal itu. Status saya pun masih jelas masih Ketua BEM UNMUH BABEL, artinya keputusan yang diambil oleh anggota BEM UNMUH pada saat itu tanpa sepengetahuan saya pun statusnya tidak sah,” katanya.
Beberapa Ketua BEM lantas menolak hasil Musda di UBB sebagai bentuk kekecewaan karena acara tersebut dinilai tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan.
“Kami mengajak kembali BEM Politeknik Belitung untuk bergabung kembali di dalam Aliansi BEM Babel dengan dikomandoi oleh DEMA IAIN SAS Bangka Belitung sebagai Koordiantor Daerah BEM BABEL yang resmi,” tutur Ketua BEM POLMAN, BEM UNMUH, BEM UNIPER, BEM ISB ATMA LUHUR, BEM POLITEKNIK DARMAGANESA.
Editor : Muri Setiawan