get app
inews
Aa Read Next : SE Satgas Covid-19 Bebaskan PCR dan Antigen Bagi Pelaku Perjalanan, Begini Ketentuannya

Tolak Penyelidikan Tahap 2 Asal Usul Covid-19, China Anggap Sebuah Penghinaan Dari WHO

Kamis, 22 Juli 2021 | 13:24 WIB
header img
Laboratorium Virologi Wuhan. Foto: BBC.

CHINA, lintasbabel.id - China menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berencana melakukan penyelidikan asal usul Covid-19 tahap kedua. Penyelidikan tahap pertama sendiri sudah berlangsung pada awal Janauri 2021. China menganggap kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tahap kedua penyelidikan tentang asal-usul virus corona sebagai penghinaan dan tidak akan mengikutinya.

Hasil laporan penyelidikan pertama mengungkap, virus corona baru kemungkinan berasal dari kelelawar yang ditularkan ke manusia melalui perantara hewan lain. Sementara itu penyelidikan tahap kedua, akan mencakup hipotesis bahwa virus corona kemungkinan bocor dari Laboratorium Virologi Wuhan. 

"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal usul seperti itu. Dalam beberapa aspek mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Zeng Yixin, wakil ketua Komisi Kesehatan Nasional (NHC), dikutip dari Reuters, Kamis (22/7/2021). 

Zeng sendiri, mengaku terkejut ketika membaca rencana penyelidikan terbaru WHO karena mencantumkan hipotesis soal pelanggaran protokol laboratorium yang menyebabkan virus bocor. 

Zeng menegaskan kembali posisi China, beberapa data tidak bisa sepenuhnya dibagikan karena masalah privasi. 

"Kami berharap WHO secara serius meninjau kembali pertimbangan tersebut dan menerima masukan yang dibuat para ahli China serta benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," kata Zeng. 

Sementara, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu mengatakan penyelidikan asal-usul pandemi COVID-19 di China terhambat oleh kurangnya data mentah di saat hari-hari pertama penyebaran wabah.

“Hingga 31 Desember 2019, Institut Virologi Wuhan tidak pernah mempelajari dan menghadapi COVID-19. Institut Virologi Wuhan tidak pernah mensintesis, menciptakan COVID, dan tidak pernah membiarkannya bocor. Apalagi, tidak ada karyawan atau mahasiswa institut tersebut yang pernah terinfeksi COVID-19 hingga saat itu," papar perwakilan lembaga itu saat konferensi pers.

Dia menekankan tidak ada bukti asal buatan virus itu dan kebocorannya dari laboratorium.

"Para ilmuwan telah mencapai konsensus bahwa COVID-19 berasal dari alam. Para ahli telah menerbitkan pernyataan yang mengatakan tidak ada bukti asal buatan COVID-19 dan kebocorannya dari laboratorium," papar perwakilan lembaga itu.

Sementara itu, Global Times melaporkan lebih dari setengah juta warga China menandatangani surat bersama untuk WHO, menuntut penyelidikan ke Laboratorium Fort Detrick Amerika Serikat (AS) untuk "mencegah" epidemi di masa depan.

Surat itu mencatat China telah mengizinkan ahli virologi Barat dan perwakilan media AS untuk mengunjungi Institut Virologi Wuhan, sementara AS tidak mengikuti langkah itu untuk Fort Detrick atau membagikan data apa pun dengan "negara-negara termasuk China yang independen dari pengaruh geopolitik AS."

Institut Penelitian Penyakit Menular Angkatan Darat AS (USAMRIID) di Fort Detrick, Maryland, ditutup sebentar pada 2019 setelah inspeksi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Laboratorium mengatakan alasan penutupannya adalah "masalah infrastruktur yang sedang berlangsung dengan dekontaminasi air limbah."

Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan komunitas intelijen AS membuat laporan yang memeriksa kembali asal-usul virus corona dan menentukan apakah penyakit itu bocor dari laboratorium atau menyebar dari hewan yang terinfeksi ke manusia.

China terus menyebut teori kebocoran laboratorium sebagai konspirasi.

Pada Januari, para ahli internasional WHO melakukan perjalanan ke Wuhan saat mereka memeriksa laboratorium, rumah sakit, dan pasar untuk mencari petunjuk tentang asal-usul SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.

Misi pakar WHO kemudian menyusun laporan, mengatakan kebocoran virus corona baru dari laboratorium di Wuhan, sarang pertama COVID-19, sangat kecil kemungkinannya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut