BANGKA, Lintasbabel.iNews.id - Warga RT 03 Desa Merawang tepatnya yang berada di area eks lokalisasi Sambung Giri melakukan aksi protes terkait pemilihan Ketua RT yang dinilai berlangsung tidak transparan. Sengitnya proses pemilihan Ketua RT dinilai tak layak oleh warga.
YH, salah satu warga setempat kepada wartawan, Senin (5/1/2024) mengatakan, Kades Merawang dinilai menyalahi aturan yang sudah dituang di dalam Perdes mengenai prosedur pemilihan Ketua RT.
"Pihak Pemdes sendiri tidak mau membuka Perdes dalam birokrasi pemilihan Ketua RT 03. Kami tidak diumumkan mekanismenya malah tiba-tiba disosialisasikan waktu pencoblosan," kata YH.
Menurut YH, dimulai dari pembentukan panitia dan penerbitan SK Panitia, SK Pemberhentian RT lama sebelum diadakan musyawarah, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga administrasi atau syarat pendaftaran calon tidak diumumkan oleh pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Merawang.
Walhasil, pada pemilihan Ketua RT Edi meraih 56 suara sedangkan Esti (Istri RT yang lama) memperoleh 150 suara pada Selasa (16/1/2024) lalu.
"Sebelumnya kami warga beramai-ramai ke kantor desa. Agar diadakan pemilihan RT. Karena RT lama sangatlah tidak adil terhadap warga. Di lain sisi, RT itu sudah 5 kali periode. Bahkan saat ini dirinya mencalonkan istrinya menjadi RT," ujarnya.
"Walhasil dari manipulasi dan rekayasa yang dibentuk Kades sehingga terpilih istrinya dalam pemilihan tersebut karena tak ada Perdes yang mengatur pemilihan tersebut. Sehingga banyak warga yg diluar RT 03 ikut memilih. Kami mohon keadilannya," ucap YH mewakili warga.
Terkait protes tentang pemilihan Ketua RT yang dinilai tidak transparan, Kades Merawang sempat mengatakan akan menggelar pemilihan ulang Ketua RT. Hanya saja janji tersebut tidak juga direalisasikan, sehingga warga yang memprotes prosesi pemilihan ketua RT pertama merasa kecewa.
"Kemarin sudah diungkapkan Kades Merawang akan ada pemilihan ulang. Hanya saja sampai hari ini tidak ada realisasinya," tutur YH.
YH mengatakan, sebagian warga tak ingin lagi dipimpin oleh Ketua RT yang juga notabene-nya sebagai mucikari sebuah wisma di eks lokalisasi Sambung Giri.
"Kami ga mau lagi dipimpin seorang Mucikari. Kalo dulu suaminya. Sekarang istrinya. Sama saja ujungnya kan tidak ada perubahan," katanya.
Editor : Muri Setiawan