SULAWESI SELATAN, Lintasbabel.iNews.id - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan mencibir proyek hilirisasi nikel yang dibangga-banggakan Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka dalam debat Cawapres 21 Januari 2024. Ada 4 point yang disebut organisasi penggiat lingkungan ini sebagai sukses dosa besar hilirisasi nikel yang hanya dinikmati segelintir orang itu.
Walhi Sulsel menyebutkan bahwa klaim Gibran dalam debat Cawapres putaran ke-4 bahwa hilirisasi nikel bisa menjaga lingkungan hidup adalah omong kosong. Foto: Istimewa/ Walhi.
Dalam postingan di instagram, Walhi Sulsel menyebutkan bahwa klaim Gibran dalam debat Cawapres putaran ke-4 bahwa hilirisasi nikel bisa menjaga lingkungan hidup adalah omong kosong. Penghentian operasi pabrik smelter nikel yang diikuti pemulihan hak masyarakat dan lingkungan hidup justru dinilai sebagai satu-satunya solusi atas permasalahan yang diakibatkan proyek hilirisasi.
Walhi menjelaskan Hilirisasi nikel sendiri merupakan program pengolahan nikel dari bijih mentah (ore) ke hasil olahan berupa feronikel atau pig iron melalui pabrik smelter yang saat ini pengolahannya didominasi oleh perusahaan asal China. Melalui pelarangan eksport bijih ore nikel, kebijakan ini dianggap mampu meningkatkan pendapatan negara.
"Faktanya yang menikmati kehadiran hilirisasi ini hanya segelintir orang saja. Perusahaan smelter di KIBA akan mengambil lahan seluas 3.151 Ha dan mengusir warga secara perlahan. Polusi udara dan suara bising hingga kini masih dirasakan warga. Area rumput laut dan wilayah tangkap nelayan sekitar pabrik semakin tergusur akibat limbah dan aktifitas perusahaan, kecelakaan kerja yang terus berulang, yang tercatat 13 kasus kecelakaan kerja sejak beroperasi. Lima diantaranya berakibat hilangnya nyawa karyawan. Yang paling keji, 1(satu) warga telah hilang karena dipukul brimob dan sampai sekarang kasusnya masih mengambang," kata Junaedi dari Balang Institute, seperti dilansir akun instagram Walhi Sulsel.
Editor : Muri Setiawan