get app
inews
Aa Text
Read Next : Pantau Pasar Hingga Retail Modern, Polda Babel Ingatkan Tidak Ada Penimbunan Beras

Komoditas Bahan Bakar dan Beras Jadi Penyumbang Inflasi di Babel, Dampak Kenaikan Harga Elpiji

Jum'at, 04 Februari 2022 | 20:30 WIB
header img
Harga LPG nonsubsidi naik. (Foto: Istimewa.)

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaporkan Kota Pangkalpinang dan Tanjungpandan sama-sama mengalami inflasi. Dimana untuk Kota Pangkalpinang besaran inflasi mencapai 1,22% (mtm), terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau berupa daging ayam ras, ikan selar, beras, dan cumi-cumi. Sementara Kota Tanjungpandan mengalami inflasi sebesar 0,54% (mtm) yang disumbang oleh komoditas cumi-cumi, beras dan ikan tongkol.  Komoditas bahan bakar juga ikut menyumbang angka inflasi di dua kota ini.

"Pada Januari 2022 kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga juga turut memberikan tekanan inflasi di kedua kota tersebut. Komoditas bahan bakar rumah tangga tercatat memberikan tekananan inflasi dengan andil sebesar 0,143% di kota Pangkalpinang dan 0,087% di kota Tanjungpandan," tutur Kepala Perwakilan BI Babel, Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya, jumat (4/2/2022).

Dikatakan Budi, inflasi bahan bakar rumah tangga diakibatkan oleh penyesuaian harga LPG nonsubsidi pada akhir Desember 2021. Secara nasional, inflasi komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 3,19% (mtm), lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya sebesar 0,24% (mtm). 

Perkembangan tersebut didorong oleh penyesuaian harga LPG nonsubsidi pada akhir Desember 2021 sebesar Rp2.000/kg (rerata nasional) yang sebagian dampaknya tercatat pada inflasi Januari 2022. Penyesuaian harga LPG nonsubsidi oleh Pemerintah terakhir dilakukan pada April 2015, yaitu sebesar Rp666,67/kg (rerata nasional). 

"Di Bangka Belitung, komoditas bahan bakar rumah tangga memiliki andil inflasi sebesar 0,127%, yang diakibatkan oleh penyesuaian harga LPG non subsidi pada akhir Desember 2021. Saat ini isi ulang LPG ukuran 5,5 kilogram naik menjadi Rp85.000 - Rp90.000 per tabung, dari harga semula sebesar Rp75.000 - Rp80.000 yang dijual dari pangkalan ke masyarakat. Sedangkan, untuk gas ukuran 12 kilogram naik menjadi Rp180.000 - Rp185.000 per tabung, yang sebelumnya seharga Rp155.000 - Rp170.000 per tabung," ujar Budi.

Tak hanya bahan bakar, komoditas beras juga turut menyumbangkan angka inflasi di Babel. Dimana pada bulan Januari 2022, beras tercatat memiliki andil inflasi sebesar 0,162%, yang didorong oleh menurunnya pasokan dari luar Bangka Belitung seperti Jakarta. 

"Selain itu, dipengaruhi peningkatan harga beras di bulan Januari 2022 sebesar Rp11.550/kg dari sebelumnya bulan Desember 2021 sebesar Rp11.400/kg," ujarnya.

Secara Nasional, Komoditas beras pada Januari 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,94% (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,33% (mtm). Kenaikan harga beras tersebut didorong oleh kondisi pasokan yang menurun, seiring dengan masih berlangsungnya periode tanam di sejumlah sentra produksi.

Sebagaimana tercermin dari pergerakan data Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), perkembangan pasokan beras hingga minggu keempat Januari 2022 tercatat sebesar 59.761 ton atau lebih rendah dari bulan sebelumnya (66.365 ton). 

Mengawali tahun 2022, penyaluran KPSH oleh Perum BULOG di beberapa daerah terus dilakukan untuk menopang pasokan beras dan menjaga stabilitas harga beras di masyarakat. Ke depan, Perum BULOG akan meningkatkan serapan beras di periode panen raya, yang diperkirakan pada bulan Februari hingga Maret 2022.

Minyak Goreng Deflasi

Sementara, komoditas minyak goreng di Bangka Belitung justru mengalami deflasi, yang dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga minyak goreng, di tengah masih naiknya harga CPO global. 

Pada 18 Januari 2022, pemerintah mengeluarkan kebijakan satu harga, yang mewajibkan pengecer untuk menjual minyak goreng kemasan kepada konsumen menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter, yang selisih harganya dengan Harga Acuan Keekonomian disubsidi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis. Kami juga mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah, maupun melalui kerja sama antar daerah, sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga pada rentang 3±1%," kata Budi.

"Dalam rangka meningkatkan efektifitas pengendalian inflasi tahun 2022 serta mencermati perkembangan Covid-19 dan upaya pencegahan penyebarannya, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), terus memonitor perkembangan harga dan stok bahan pokok strategis. Kami juga mempererat koordinasi antar lembaga dan stakeholders terkait, serta mengedepankan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah, maupun melalui kerja sama antar daerah, sehingga inflasi tahun 2022 dapat terjaga pada rentang 3±1%," kata Budi.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut