get app
inews
Aa Text
Read Next : Daya Beli Masyarakat Anjlok, Inflasi Babel Relatif Terkendali, Safrizal: Pertahankan!

Harga Terus Melonjak, Cabai Rawit Sumbang Inflasi di Babel 

Sabtu, 02 Desember 2023 | 17:02 WIB
header img
Tingginya harga cabai belakangan ini menjadi penyumbang inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 3,87 persen dengan IHK 117,41. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Irwan Setiawan.

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat, pada November 2023, 2 kota di Babel mengalami inflasi tahun ke tahun atau year on year (y-on-y) sebesar 3,87 persen dengan IHK 117,41.

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga mengatakan, salah satu penyumbang inflasi di Babel yaitu cabai merah dan cabai rawit.

"Andil inflasi y-on-y Gabungan 2 Kota di Bangka Belitung ini utamanya disumbang oleh komoditas beras, angkutan udara, rokok kretek filter, cabai merah, dan cabai rawit," kata Toto, Sabtu (2/12/2023).

Diketahui, pada November 2023, gabungan 2 kota di Bangka Belitung mengalami inflasi tahun ke tahun atau year on year (y-on-y) sebesar 3,87 persen dengan IHK 117,41 dan tingkat deflasi bulanan atau month to month (m-to-m) sebesar 0,04 persen. Sementara, tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (y-to-d) sebesar 2,69 persen. 

"Inflasi y-on-y di Kota Pangkalpinang sebesar 2,75 persen dan inflasi m-to-m sebesar 0,05 persen, dengan IHK 115,64. Inflasi y-on-y di Kota Tanjungpandan sebesar 5,89 persen dan deflasi m-to-m sebesar 0,21 persen, dengan IHK 120,62," ujarnya.

Komoditas pendorong inflasi y-on-y gabungan 2 kota di Bangka Belitung bulan ini, terjadi karena adanya peningkatan indeks pada seluruh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,25 persen, 

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,27 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,34 persen. 

Lalu, kelompok kesehatan sebesar 9,98 persen, kelompok transportasi sebesar 5,55 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,76 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,45 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,20 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,64 persen.    

"Sementara andil deflasi m-to-m utamanya disebabkan oleh komoditas daging ayam ras, ikan bulat, ikan kembung, ikan tongkol, dan ikan kerisi," ujarnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut