Pada saat upacara bersejarah di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta, Siti Dewi Suryo Sutan Assin memegang peranan kunci sebagai pembawa nampan. Ia dengan elegan dan cerdas menerima Bendera Pusaka dari presiden Indonesia, menjadi simbol kehormatan dan penghargaan terhadap bendera yang mewakili kemerdekaan.
Peran Titik sebagai pembawa baki pertama ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga mengandung makna mendalam dalam menjaga simbol-simbol nasional.
Pilihan Husein Mutahar untuk memilih Siti Dewi Suryo Sutan Assin sebagai pembawa nampan mengandung makna simbolis yang kuat. Penampilannya yang memukau dan kecerdasannya mencerminkan semangat nasionalisme dan perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Mutahar begitu terkesan dengan Titik sehingga ia selalu mengingat namanya dan menganggapnya sebagai bagian integral dari Paskibraka yang menjadi perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah perannya dalam upacara peringatan 17 Agustus 1946, Siti Dewi Suryo Sutan Assin melanjutkan hidupnya dengan penuh dedikasi terhadap pendidikan dan masyarakat. Ia aktif sebagai relawan di Palang Merah dan kepanduan serta terlibat dalam kegiatan sosial.
Editor : Muri Setiawan