Prabowo mengusulkan Ukraina dan Rusia melakukan gencatan senjata, serta mundur 15 kilometer ke belakang dari posisi depan masing-masing negara. Selain itu, juga dibentuk pasukan pemantau dan pasukan PBB diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara. Pasukan perdamaian dari PBB juga diturunkan serta dilakukan referendum di wilayah sengketa.
"Jadi, yang saya usulkan ini, bagaimana caranya kita menyelesaikan konflik ini dengan menghormati PBB, itu saja. Tolonglah, kami ini bagian dunia yang sudah pernah jadi korban agresi berkali-kali. PBB harus mengoordinasi, dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara obyektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa," katanya.
Keberanian Menteri Pertahanan Nasional (Menhan) RI ini dalam mengupayakan perdamaian dunia mendapat apresiasi, dan kebanggaan banyak pihak, tak terkecuali Erzaldi Rosman. Prabowo, menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerindra Provinsi Bangka Belitung ini, telah mengantarkan Republik Indonesia kembali diperhitungkan dalam kancah internasional, dengan melakukan resolusi konflik terhadap upaya perdamaian dari negara yang bertikai.
Usulan Prabowo ini, kata mantan Gubernur Babel periode 2017-2022 tersebut, sebuah bukti nyata bahwa sang Ketua Umum sangat konsisten dalam menjalankan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yakni turut dalam menyelenggarakan perdamaian dunia, yang juga pernah dilakukan Presiden terdahulu, yakni Soekarno, dan Soeharto.
"Kali ini Bapak Prabowo kembali mengukir dengan tinta emas dalam sejarah perdamaian umat manusia. Resolusi konflik bukan berpegang pada siapa salah dan siapa yang benar, resolusi konflik di tujukan kepada siapa saja yang ingin berdamai " katanya.
Editor : Muri Setiawan