Ia mengatakan, demi menyongsong tugas di masa mendatang, sebagai garda terdepan TNI AU harus mampu secara terus menerus memelihara dan meningkatkan kesiapsiagaan satuan melalui pembinaan yang diperoleh dari pola latihan yang baik.
Upacara penutupan Kopasgat Trisula Perkasa di Base Ops Lanud H AS Hanandjoeddin Belitung, pada Rabu (31/5/2023). Foto: Istimewa.
Sebab, latihan puncak pada tanggal 29 Mei lalu merupakan simulasi dari keadaan sebenarnya yang mungkin sungguh terjadi. Oleh sebab itu, para prajurit TNI AU dituntut lebih mampu menampilkan kualitas kemampuannya, baik segi profesionalisme maupun semangat pengabdian.
Menurutnya, peningkatan kemampuan profesionalisme harus ditopang dengan latihan terpola yaitu bertahap, bertingkat dan berlanjut dengan dilandasi disiplin serta semangat tinggi.
"Melalui latihan ini dapat kita jadikan tolak ukur berhasil dan tidaknya pembinaan yang telah dilakukan selama ini. Sekaligus untuk menyempurnakan latihan di masa mendatang," kata Wahyu.
Dalam kesempatan itu, Wahyu berharap beberapa hal seperti koordinasi penyelenggaraan latihan perlu lebih ditingkatkan lagi agar dapat berjalan lebih baik dan lancar.
Kemudian, dari latihan tersebut juga diharapkan menjadi ujian terhadap validitas prosedur tetap yang dimiliki TNI AU untuk dijadikan bahan penyempurnaan.
Di sisi lain, pasca latihan perlu dilakukan analisa dan evaluasi terhadap aspek intelejen, komando dan pengendalian, taktik dan teknik operasi, komunikasi dan elektronika serta administrasi logistik agar tidak terjadi hambatan ke depannya.
Editor : Muri Setiawan