Dirinya berharap semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa merencanakan masa depan harus dilakukan saat ini, salah satunya adalah dengan berinvestasi emas di PT. Pegadaian.
Salah satu nasabah sedang berkonsultasi terkait investasi emas di Kantor PT Pegadaian (Persero) Cabang Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Dok.
“Sangat menjanjikan, manfaatnya sangat banyak sekali, kita bisa merencanakan masa depan mau seperti apa kalau sudah berinvestasi emas. Cuma untuk emas ini, kita harus punya mindset jangka panjang, jadi kalau ada emas langsung jual bukan begitu, karena dia akan rugi, jadi sifatnya harus ditabung dulu untuk jangka panjang,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu nasabah PT. Pegadaian, Firman mengatakan dirinya merasa sangat terbantu dengan Cicil Emas dan Tabungan Emas tersebut.
"Sangat membantu sekali, kan saya baru mulai buka usaha habis di PHK pas Covid kemarin, alhamdulillah sekarang sudah bisa survive, adalah nabung-nabung dikit, tapi nabungnya emas di Pegadaian sini. Ya, itung-itung buat persiapan nanti, kalau mau ngembangin usaha atau ada perlu mendesak," katanya saat dijumpai di Kantor Pegadaian Cabang Kota Pangkalpinang, Rabu (8/3/2023).
Dia mengatakan, sangat tertarik dengan Cicil Emas karena bisa diangsur dan juga bisa dititipkan di Pegadaian itu sendiri.
"Pertama beli emas gak mahal, bisa dicicil, diangsur lah, ya ada 100 ribu, 300 ribu, cicil dulu ke emas. Lama-lama kan pasti lunas, terus bisa disimpan juga di sini (Pegadaian). Saya sih mikirnya untuk kelak, kan harganya naik terus," ujar pemilik salah satu warung kopi di Kota Pangkalpinang ini.
Terus Berinovasi
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2019 lalu telah memukul telak pelaku usaha di seluruh dunia. Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indarwati mengungkap jika dampak pandemi Covid-19, kerugian ekonomi secara global telah mencapai 9 triliun Dolar AS, atau setara dengan ekonomi Jepang dan Jerman.
"Kerugian akibat Covid-19 mencapai USD9 triliun untuk periode 2020-2021. Ini akibat kontraksi dari ekonomi dunia dan berbagai kondisi sosial seperti PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)," ujar Sri Mulyani, Kamis (30/4/2020) seperti dilansir dari SindoNews.com, Kamis (9/3/2023).
Dikutip dari Channel News Asia, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi kerugian ekonomi global bisa tembus 12,5 triliun Dolar AS atau setara Rp192.750 trilun (kurs Rp15.420/US$) hingga tahun 2024 mendatang.
Editor : Muri Setiawan