KIEV, Lintasbabel.iNews.id - Runtuhnya jembatan Kerch/Krimea yang merupakan simbol pendudukan Rusia atas wilayah Semenanjung Krimea, membuat Rusia berang. Serangan balas dendam yang melibatkan puluhan pesawat nir awak atau drone Shahed buatan Iran membombardir secara sporadis termasuk target-target sipil di Ukraina.
Dilansir dari Euromaidanpress.com, serangan besar-besaran Rusia ini juga menghantam kantor pusat DTEK, salah satu perusahaan energi swasta di Kota Kiev, ibukota Ukraina serta fasilitas publik lainnya seperti jembatan kaca Klichka dan fasilitas sipil lainnya.
Akibat serangan ini, sedikitnya 10 orang meninggal dunia dan 60 orang terluka.
Kepala Komando Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi melalui alun twitter pribadinya menyebutkan bahwa lebih dari separuh serangan rudal tersebut berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara Ukraina. Namun dirinya menghimbau agar warga sipil tetap berlindung di shelter untuk menghindari serangan bertubi-tubi yang terus dilancarkan Rusia.
"Negara teroris Rusia melakukan serangan udara dan rudal di wilayah Ukraina menggunakan UAV. Dipagi hari (10/10/2022), 75 roket diluncurkan, 41 diantaranya dinetralkan oleh pertahanan udara kami. Angkatan bersenjata melakukan segala yang mungkin untuk melindungi sesama warga negara. Namun serangan musuh terus berlanjut, saya mendorong semua orang untuk tinggal di dalam tempat perlindungan," tulis Jenderal Valerii Zaluzhnyi di twitter.
Editor : Muri Setiawan