PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Orang terkaya di dunia, Elon Musk membuat heboh dunia maya dengan cuitannya yang kontroversial. Pendiri perusahaan tehnologi Tesla ini, menawarkan solusi damai atas perang Rusia-Ukraina yang dinilai berbau propaganda Kremlin.
Alih-alih mendapat apresiasi atas gagasannya untuk menghentikan pertempuran terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II antara Rusia versus Ukraina, Elon Musk justru mendapat kecaman dari banyak tokoh dan negarawan pro Ukraina.
Berawal dari kekhawatirannya terhadap jatuhnya korban yang lebih banyak, pengusaha berkebangsaan AS ini meminta agar Kiev merelakan wilayah Krimea yang dianeksasi Rusia tahun 2014 silam, plus kemungkinan empat wilayah yang dicaplok Rusia, Zoprizhzhia, Kherson, Donetsk, dan Luhansk.
Dalih yang digunakan untuk mendukung asumsi solusinya tersebut hanya berupa jumlah populasi penduduk Rusia yang mencapai tiga kali lipat dibanding Ukraina. Tanpa melihat fakta kemunduran dan jatuhnya benteng-benteng pertahanan Rusia disebagian besar wilayah yang diduduki sejak awal agresi 24 Februari 2022.
Dalam cuitan pertamanya pada 3 Oktober 2022, Elon Musk menawarkan jajak pendapat publik dengan opsi setuju atau tidak atas empat poin solusi penghentian perang yang ia tawarkan. Keempat point tersebut adalah :
- Referendum ulang atas wilayah yang dicaplok dibawah pengawasan PBB.
- Crimea wilayah syah dari Rusia, seperti yang terjadi sejak 1783 (sebelum kesalahan Khrushchev)
- Jaminan suplay air bersih ke Krimea
- Ukraina tetap netral (red: tidak bergabung dengan NATO)
Selang dua jam setelah poling pertamanya itu, Elon Musk kembali menawarkan poling dengan opsi setuju atau tidak jika penduduk yang tinggal di wilayah Donbass dan Krimea diberi kesempatan menentukan pilihan untuk bergabung dengan Rusia atau Ukriana.
Setelah itu Elon Musk menambahkan cuitan baru tentang opininya, terhadap peluang Ukraina yang disebutnya tidak mungkin menang dalam perang skala penuh dengan Rusia.
"Rusia melakukan mobilisasi parsial. Mereka menuju mobilisasi perang skala penuh jika Krimea terancam. Kematian pada kedua kubu akan menjadi bencana. Rusia memiliki populasi tiga kali lebih besar dari Ukraina. Jadi kemenangan bagi Ukraina tidak akan mungkin terjadi dalam perang skala penuh. Jika kamu mencari kedamaian untuk rakyat Ukraina, carilah perdamaian," tulis Elon Musk diakun twitter terverifikasinya.
Gegara cuitan yang dianggap tidak menghargai perjuangan rakyat dan militer Ukraina yang kini berhasil memaksa Presiden Putin untuk memobilisasi rakyatnya ke garis depan pertempuran, Elon Musk dicap sebagai propagandis Kremlin yang tidak ingin kepentingan bisnisnya terganggu.
Editor : Haryanto