PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Sejumlah tenaga pendidik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terindikasi menjurus kearah radikalisme. Hal ini seperti yang diungkapkan Kepala Kesbangpol Pemprov Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Toni Batubara kepada lintasbabel.id di ruang kerjanya, Rabu (24/8/2022).
Hal ini dijelaskannya berdasarkan survei mengenai penyimpangan paham radikalisme di beberapa sekolah yang ada di Bangka Belitung dimana didapatkan sejumlah siswa siswi dan tenaga guru yang memiliki paham radikalisme.
"Kami sudah melakukan survei ke sekolah SE Bangka Belitung melalui FKPT (Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme) dan hasilnya masih ada siswa siswi kita bahkan guru kita yang kearah radikal, tapi semoga semakin hari ini semakin membaik," ucap Toni.
Survei ini ditambahkan Toni akan dilakukan secara terus menerus hingga tingkat kepatuhan masyarakat, khususnya guru terhadap Pancasila lebih baik.
"Survei ini akan kami lakukan terus menerus agar tingkat kepatuhan masyarakat khususnya guru terhadap Pancasila, UUD 45 dan penerapannya di sekolah seperti apa, semoga ini akan memberikan dampak yang baik dan kepatuhan terhadap nilai Pancasila mengalami peningkatan," katanya.
Untuk mengurangi tindakan faham radikalisme tersebut, Toni mendukung program pemerintah untuk sedini mungkin memperkenalkan Pancasila terhadap masyarakat khususnya di dunia pendidikan.
"Saya setuju Pendidikan Pancasila sudah diberikan kepada anak-anak didik mulai dari Paud, sekolah dasar, SMP, SMA sederajat serta perguruan tinggi kami berharap mudah-mudahan kalau sudah disampaikan kepada warga negara sejak awal ini bisa memberikan pemikiran positif kepada masyarakat kami sejak kecil agar tidak mudah terprovokasi," ujarnya.
Toni juga mengimbau masyarakat untuk ikut mengawasi terhadap komunitas yang terlihat ekslusif yang ada di lingkungan sekitar.
"Kalau dia bersifat ekslusif, tidak membaur, itu salah satunya. Berkelompok sering melakukan pertemuan yang sifatnya tertutup biasanya mereka seperti itu. Nah, kalau seperti itu masyarakat melapor ke RT jika ada hal yg mencurigakan, kalau mereka masih perseorangan sendiri-sendiri mungkin kami bisa ajak diskusi saja," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan