BANGKA, lintasbabel.id - Warga keturunan Tionghoa Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar Tradisi Sembhayang Rebut, di Kelenteng Fuk Tet Miau, Desa Kuto Panji Sabtu(12/8/2022). Replika kapal pesiar dan patung Thai Se Ja setinggi 7 meter dibakar, sebagai bagian dari ritual.
Ritual ini digelar tepat pada tanggal 15 bulan ke-7 penanggalan China. Warga keturunan Tionghoa menyakini pada bulan ke-7 kalender Imlek disebut dengan bulan hantu dan pintu akhirat terbuka lebar.
Kegiatan digelar setelah 2 tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19. Harapannya agar bisa memberikan keberkahan dan perlindungan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Patung besar itu reflika dari setan besar jadi rajanya setan. Nah rajanya setan ini di awasin oleh sang dewi yang kita sebut oleh Dewi Kwan In," kataTokoh Tionghoa Belinyu, Andree Tanjung, Sabtu (13/8/2022).
Kegiatan sembahayang rebut ditandai dengan memperebutkan bahan pokok seperti sayuran mayur dan mie instan dan sebagainya, dilakukan oleh pengunjung yang hadir. Ini bermakna apapun yang dipunya seseorang adalah berkah sehingga tidak boleh serakah.
Warga berebut bahan pangan ditradisi Sembhayang Rebut. (Foto : lintasbabel.id/ Haryanto)
Setelahnya, puncak kegiatan yakni pembakaran replika kapal pesiar berukuran besar dan patung Thai Se Ja setinggi 7 meter. Diketahui ukuran parung dalam acara sembhayang rebut ini berbeda-beda ada berukuran.
Menariknya kegiatan ini bukan hanya dimeriahkan oleh masyarakat keturunan Tionghoa saja, tetapi juga diikuti oleh masyarakat beragam etnis.
Replika kapal pesiar dan patung Thai Se Ja
"Memang kami mengusungkan Belinyu sebagai kota kuliner. Harapan kami dengan adanya event ini berdampak positif pada masyakat kami, agar tingkat kunjungan wisatawan ke Belinyu lebih banyak," tuturnya.
Editor : Haryanto