get app
inews
Aa Read Next : BEM Babel Tolak Segala Bentuk Eksploitasi di Desa Batu Beriga

Merasa Tak Dianggap PT Timah, Puluhan Nelayan Teluk Kelabat Dalam Kembali Temui Gubernur Erzaldi

Selasa, 09 November 2021 | 13:38 WIB
header img
Aswin, salah satu perwakilan nelayan Teluk Kelabat Dalam Kabupaten Bangka Barat saat menemui Gubernur Babel, mengadukan masih beroperasinya Kapal Isap Produksi milik PT TImah. (Foto: Humas Pemprov Babel)

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Puluhan nelayan dari berbagai desa di kawasan Teluk Kelabat Dalam, Kabupaten Bangka Barat (Babar) kembali menemui Gubernur Babel, Erzaldi Rosman terkait masih berlangsungnya aktivitas pertambangan oleh PT Timah Tbk. Kekhawatiran para nelayan itupun didengarkan langsung Gubernur Erzaldi, Senin (8/11/2021). Kehadiran pra nelayan ini, juga didampingi BEM Se-Babel yang ikut bersama-sama memperjuangkan nasib nelayan setempat.

Dalam audiensi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Batu Rakit, Rumah Dinas Gubernur itu, para nelayan mengungkapkan jika selama aktivitas pertambangan masih berjalan, mereka tidak dapat berbuat banyak. Dampaknya, kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat di 12 desa yang berada di kawasan tersebut menjadi terganggu.

"Ketika Kapal Isap Produksi (KIP) jalan terus, itu sangat berdampak pada kehidupan sosial, Pak!. Selama ini, di 12 desa kami hidup tenteram, para nelayan ekonominya baik, bahkan dulu sebulan bisa Rp10 juta, karena harga ikan tinggi dan kualitasnya untuk komoditas ekspor. Sekarang semua sangat disayangkan, yang kami jaga suasana kondusif di desa-desa kami, Pak," ujar Wisnu, salah satu perwakilan nelayan.

Selain dianggap mempengaruhi kehidupan sosial di 12 desa terdampak pertambangan, Wisnu juga mengatakan bahwa selama ini PT Timah Tbk tidak pernah melibatkan para nelayan dalam menyosialisasikan aktivitasnya, baik saat pengoperasian Ponton Isap Produksi (PIP) maupun dengan  KIP pada wilayah IUP (Izin Usaha Pertambangan).

"Kami resah, Pak. Dengan adanya PIP saja kami sudah kewalahan, karena pendapatan kami mengalami penurunan drastis. Tolong hentikan KIP ini sampai ditemukan jalan keluar,  kami sudah mengupayakan apa yang diperintahkan dalam perda. Kami seakan-akan dicemen (diremehkan). Kami bekerja bukan untuk hari ini, tapi untuk masa depan nanti," ungkapnya.

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut