PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdapat banyak makanan khas yang sudah dikenal masyarakat sejak puluhan tahun. Salah satunya pantiau kuah ikan dengan cita rasanya khas dan menggugah selera.
Kudapan ini disajikan bersama kuah ikan laut segar yang sudah diolah. Untuk menambah cita caranya, penikmat dapat menambahkannya dengan kecap, cabai dan perasaan jeruk kunci.
Di daerah asalnya ini, pantiau salah satu santapan pavorit warga, yang sudah ada sejak dahulu.
Iya, bentuk dan namanya memamg mirip kwetiau atau sejenis mie yang cukup dikenal banyak orang di Indonesia. Namun kwetiau disajikan dengan cara digoreng, sedangkan pantiau diberi kuah.
Pantiau khas Bangka memiliki cita rasa lebih khas, karena ada rasa ikan didalamnya sebab memang disajikan dengan rempah atau bumbu yang dicampur dengan daging ikan dihaluskan.
Pembuatan pantiau membutuhkan waktu yang panjang dan harus melewati beberapa proses.
Bahan adonan dari beras yang sudah dihaluskan, ditambah sagu dan air, lalu masukan ke dalam sebuah waduh nampan secukupnya, kemudian kukus 5 sampai 10 menit.
Setelahnya, angkat dan dingin selama beberapa jam agar tekstur pantai menjadi kenyal dan gurih ketika di santap.
Harga pantiau cukup terjangkau yakni Rp 12 ribu perporsi. Nah jika sedang berada di Kota Pangkalpinang, Anda bisa mencicipi pantiau kuah ikan di kedai Pantiau Tutut, Jalan Depati Hamzah, Kelurahan Semabung, Pangkalpinang, yang buka dari pukul 07.00 hingga pukul 12 siang.
Pantiau berasal dari bahasa Hakka, salah satu suku dari etnis Tionghoa yang banyak berdomisili Bangka Belitung. Kata pan berarti setengah, sedangkan tiau memiliki arti berat, sehingga pantiau mempunyai makna sebagai makanan setengah berat.
Editor : Haryanto