Skema simulasi ketiga masih dengan tiga poros sama namun dengan paslon berbeda pula, Poros 1 Koalisi PDIP-Nasdem dengan paslon Puan Maharni-Andika 6,18%, Poros 2 Gerindra-PKB dengan paslon Prabowo-Muhaimin unggul dengan elektabilitas 28,05%, dan Poros 3 Koalisi Golkar, PPP, PAN, PKS, dan Demokrat dengan mengusung paslon Anies Baswedan-Airlangga Hartarto memiliki tingkat elektabilitas 24,96%, sementara yang memilih TT/TJ sebanyak 40,81%.
Indopol juga membuat simulasi 4 paslon dan simulasi 3 poros untuk beberapa nama lain dengan berbagai hasil yang berbeda-beda. Sementara untuk tingkat elektabilitas capres perseorangan dengan simulasi 16 nama, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih unggul dengan tingkat elektabilitas 24,55%, disusul Anies Baswedan di angka 20,41%, dan Prabowo Subianto di angka 11,63%.
Direktur Eksekutif Indopol Survey & Marketing, Ratno Sulistiyanto mengatakan, survei bertajuk Evaluasi Kinerja Pemerintahan & Dinamika Sosial Politik Nasional itu dilakukan dengan menggunakan metode survei yang mana data kuantitatif bersumber dari pendapat masyarakat dengan instrumen kuesioner.
Pengambilan sampel survei dilakukan dengan cara multistage random sampling yang mana jumlah responden setiap provinsi di wilayah Indonesia diambil secara proporsional berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. Jumlah responden sebanyak 1.230 dengan margin of error sekitar 2,8% dan tingkat kepercayaan 95%.
Wawancara dilakukan secara tatap muka pada kurun waktu 24 Juni-1 Juli 2022. Ratno mengatakan 2022 merupakan tahun politik menuju 2024 yang memiliki kecenderungan terjadinya peningkatan dinamika politik, baik antarpartai politik, kelompok maupun organisasi masyarakat.
”Oleh karena itu dibutuhkan hasil survei untuk melihat sejauh mana dampak dinamika politik tersebut sehingga dapat ditemukan peta potensi kerawanan sosial maupun tingkat rasa aman di 34 provinsi di wilayah Indonesia,” katanya.
Editor : Muri Setiawan