JAKARTA, lintasbabel.id - Pasangan Prabowo Subianto- Muhaimin Iskandar unggul dalam simulasi tiga pasangan calon (paslon) pada bursa Capres 2024. Hasil ini dirilis oleh survei yang dilakukan Indopol Survey & Consulting, Jumat (15/7/2022).
Dalam survey tersebut, ada sejumlah simulasi elektabilitas paslon yang dilakukan Indopol dalam survei tersebut. Misalnya, untuk simulasi 3 paslon, Poros 1 Koalisi PDIP-Nasdem dengan paslon Puan Maharani-Anies Baswedan hanya mendapatkan 11,22%.
Poros 2 Koalisi Partai Gerindra-PKB dengan mengusung Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar unggul dengan tingkat elektabilitas 29,76%, dan Poros 3 Koalisi Golkar, PPP, PAN, Demokrat, dan PKS dengan paslon Airlangga Hartarto-AHY yang hanya memiliki tingkat elektabilitas 11,38%.
Sementara yang menjawab tidak tahu (TT) atau tidak menjawab (TJ) masih cukup tinggi di angka 47,64%. Begitu pula dalam simulasi 3 poros dengan koalisi parpol yang sama namun paslon berbeda.
Untuk Poros 1 Koalisi PDIP-Nasdem dengan Paslon Puan Maharani-Andika Perkasa mendapatkan elektabilitas 7,07%, Poros 2 Koalisi Gerindra-PKB dengan paslon Prabowo-Muhaimin unggul dengan 32,36%, dan Poros 3 Koalisi Golkar, PPP, PAN, PKS dan Demokrat dengan paslon Airlangga-AHY memiliki tingkat elektabilitas 12,93%. Sementara yang menjawab TT/TJ sebesar 47,64%.
Skema simulasi ketiga masih dengan tiga poros sama namun dengan paslon berbeda pula, Poros 1 Koalisi PDIP-Nasdem dengan paslon Puan Maharni-Andika 6,18%, Poros 2 Gerindra-PKB dengan paslon Prabowo-Muhaimin unggul dengan elektabilitas 28,05%, dan Poros 3 Koalisi Golkar, PPP, PAN, PKS, dan Demokrat dengan mengusung paslon Anies Baswedan-Airlangga Hartarto memiliki tingkat elektabilitas 24,96%, sementara yang memilih TT/TJ sebanyak 40,81%.
Indopol juga membuat simulasi 4 paslon dan simulasi 3 poros untuk beberapa nama lain dengan berbagai hasil yang berbeda-beda. Sementara untuk tingkat elektabilitas capres perseorangan dengan simulasi 16 nama, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih unggul dengan tingkat elektabilitas 24,55%, disusul Anies Baswedan di angka 20,41%, dan Prabowo Subianto di angka 11,63%.
Direktur Eksekutif Indopol Survey & Marketing, Ratno Sulistiyanto mengatakan, survei bertajuk Evaluasi Kinerja Pemerintahan & Dinamika Sosial Politik Nasional itu dilakukan dengan menggunakan metode survei yang mana data kuantitatif bersumber dari pendapat masyarakat dengan instrumen kuesioner.
Pengambilan sampel survei dilakukan dengan cara multistage random sampling yang mana jumlah responden setiap provinsi di wilayah Indonesia diambil secara proporsional berdasarkan proyeksi jumlah penduduk. Jumlah responden sebanyak 1.230 dengan margin of error sekitar 2,8% dan tingkat kepercayaan 95%.
Wawancara dilakukan secara tatap muka pada kurun waktu 24 Juni-1 Juli 2022. Ratno mengatakan 2022 merupakan tahun politik menuju 2024 yang memiliki kecenderungan terjadinya peningkatan dinamika politik, baik antarpartai politik, kelompok maupun organisasi masyarakat.
”Oleh karena itu dibutuhkan hasil survei untuk melihat sejauh mana dampak dinamika politik tersebut sehingga dapat ditemukan peta potensi kerawanan sosial maupun tingkat rasa aman di 34 provinsi di wilayah Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid menyambut baik hasil survei yang dilakukan Indopol Survey & Consulting tersebut. Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid–mengatakan hingga saat ini pasangan Prabowo-Muhaimin memang belum dideklarasikan.
Namun, sejak dilakukan pertemuan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV pada 18 Juni 2022 lalu yang memutuskan kedua parpol melakukan kerja sama dalam Pemilu 2024 mendatang, hubungan kedua partai semakin mesra.
”Kalau pasangan ini belum dideklarasikan saja sudah memiliki tingkat elektabilitas cukup baik, setidaknya bisa dilihat dari hasil survei Indopol ini, saya yakin nanti kalau sudah resmi dideklarasikan akan semakin tinggi tingkat elektabilitasnya,” ujar Gus Jazil.
Menurutnya, masih ada waktu yang cukup untuk meningkatkan elektabilitas pasangan Prabowo-Muhaimin atau Muhaimin-Prabowo, dan juga elektabilitas PKB secara umum.
”Ini masih ada waktu sekitar 1,5 tahun, waktu yang sangat cukup untuk meningkatkan elektabilitas. Saat ini dinamika politik masih sangat cair. Nama-nama memang sudah bermunculan, namun belum tampak siapa saja di antara nama-nama yang muncul itu yang nantinya bisa maju sebagai peserta dalam Pilpres 2024. Kita tunggu saja,” katanya.
Editor : Muri Setiawan