PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman meminta untuk seleksi masuk SMKN 4 Pangkalpinang jurusan nautika sebelum berlayar harus dilakukan tes psikotes terlebih dahulu.
"Jadi saya minta nanti, kepala dinas, kepala sekolah SMKN 4 Pangkalpinang, bagi jurusan nautika yang ada praktiknya harus berlayar. Itu saya minta penerimaan siswanya harus melalui proses psikotes. Saya tidak mau tidak ada psikotes," kata Erzaldi Rosman, Rabu(13/4/2022).
Diketahui sebelumnya seorang pelajar siswa SMKN 4 Kota Pangkalpinang, ZK (17) mengalami depresi ketika melakukan magang praktik kerja industri (prakerin) di LPK Bahtera Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
"Jadi begini, saya sampaikan tadi ke kepala dinas, praktik ini kan berat. Coba bayangkan, selama sebulan di kapal, begitu ke darat sehari, dua hari. Ya wajar lah terjadi kepada orang-orang yang tidak siap," jelasnya.
Erzaldi menambahkan dengan dilakukan tes psikotes diketahui jiwa anak, apakah cocok sebagai pelaut atau tidak.
"Jadi dengan psikotes ini jiwanya disitu tidak. Kalau jiwa tidak disitu, dipaksa, wajar saja terjadi. Tetapi kita tidak bisa mengetahui anak ini sehat kok. Jadi harus begitu untuk jurusan nautika harus tes psikotes," ujarnya.
Menurutnya, dengan psikotes menjadi cara mencegah siswa agar tidak mengalami depresi atau stres ketika melakukan praktik kerja nantinya.
"Sekarang kalau untuk mencegah yang katanya anaknya stress itu tadi, psikotes, kalau secara fisik ia siap.
Kemampuan oke dan lain sebagainya, tetapi mana kita tahu jiwa, makanya dites psikotes," kata Mantan Bupati Bangka Tengah ini.
Erzaldi juga ingin meyakinkan adanya perbedaan antara kasus yang pernah terjadi di SMKN 4 Pangkalpinang, dengan kasus yang saat ini dialami siswa ketika melakukan praktik kerja industri.
"Harus bedakan ya. Kejadian yang pertama itu, anak kita tidak disiplin. Gimana kalau kita tidak disiplin, kerja di kapal. Tidak bisa, dan orang pelayar itu memang pelaut harus disiplin. Kedua ini beda, dia tidak merasa apa-apa ketika dia ke darat, naik lagi ke kapal, pulang ke Bangka stres," katanya.
Ia menambahkan, sebagai bentuk tanggungjawab, Erzaldi mengatakan siswa tersebut telah dibawa ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pengobatan.
"Dari tangungjawab sekarang sudah dibawa ke rumah sakit, untuk dirawat dan yang penting syarat ketika mereka praktik disana, nanti soal kesehatan, kemampuan oke dan lain sebagainya, tetapi mana kita tahu jiwa, makanya ada dites psikotes," tegasnya.
Selain itu juga Erzaldi mengatakan, dipilihnya lokasi dan tempat praktik kerja industri (prakerin) siswa SMKN 4 Pangkalpinang di LPK Bahtera Kabupaten Pati, Jawa Tengah, telah dilakukan kerjasama sebelumnya.
"Kalau tempat sudah kita rekomendasikan ini memang sudah ada kerjasamanya. Tidak serta merta kita baru mencari, baru mau kesitu. Tidak, kita sudah kerjasama lebih awal," katanya.
Dia mengatakan, penyebab praktik kerja industri dilakukan sejumlah siswa SMKN 4 di luar Babel karena keterbatasan fasilitas yang tersedia saat ini.
"Karena fasilitas ada di luar, kita tidak bisa, makanya sekarang sudah kita tingkatkan, dahulu untuk mengambil sertifikat saja keluar. Sekarang kita sudah ada disni se-Sumatera ada dua SMKN 4 dan Medan untuk pelaut itu. Untuk praktiknya memang harus keluar, kita tidak ada pangkalan ikan disini. TPI kita mana ada perusahan kapal yang besar tidak ada," terangnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait