Kebudayaan Babel Terasa Stagnan: Seniman-Budayawan Menuntut Arah Pemajuan yang Jelas dan Keterbukaan

Muri Setiawan
Ilustrasi Ragam Corak Budaya Kepulauan Bangka Belitung. Foto: ilustrasi/ ist.

Pemerintah daerah harus segera mengambil tindakan konkret untuk mempromosikan kebudayaan Babel. Para seniman-budayawan Babel tidak ingin kebudayaan mereka menjadi terlupakan dan tidak dikenal oleh generasi mendatang. Mereka menuntut pemerintah daerah untuk lebih serius dalam menjalankan program-program kebudayaan dan mempromosikan kebudayaan Babel ke tingkat nasional dan internasional.

Salah satu hasil dari Musyawarah Besar di bulan Oktober lalu, beberapa seniman sepakat mendorong Pangkal Pinang sebagai Market seni-budaya di BaBel. Hal tersebut juga disampaikan ketika kunjungan Komisi X DPR RI kemarin. Oleh karena itu, para seniman-budayawan Babel mendorong agar gedung kesenian atau taman Budaya disegerakan untuk dibangun. Tentu saja disayangkan jika di seperempat abad usia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang gaung pariwisatanya masif, tapi tidak diimbangi fasilitas penunjangnya. Hal tersebut salah satu hal penting dalam pemajuan Kebudayaan.

"Mustinya pemerintah lebih serius dalam menggarap pemajuan kebudayaan, karena selain bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya lokal agar tidak punah, hal tersebut juga bisa menjadi modal utama guna menciptakan Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) lokal, sehingga mampu menjadi penarik wisatawan luar daerah," papar Evan Breco, ketua Dewan Kesenian Pangkal Pinang.

"Kami menunggu dan sangat terbuka untuk dijadikan mitra strategis pemerintah, sehingga pemerintah tidak berjalan sendirian," tukasnya via WA.

Sejalan dengan hal tersebut, seniman yang sekaligus budayawan Bangka turut angkat bicara.

"Sudah saatnya kerja secara kolektif, dan berhenti jalan sendiri-sendiri. Sejauh ini, kami masih merasa perhatian dan logika berpikir pemerintah soal kebudayaan tak jalan. Mereka lebih sibuk urusi serimonial dan orkestasi bagaimana mematerisasi pariwisata tanpa berpikir nilai kebudayaan itu sendiri. Pemerintah dalam hal ini dinas terkait, terkesan gamang dan tak paham konsep-konsep faktual yang berkemajuan. Pemajuan kebudayaan akan lebih maksimal, jika pemangku kepentingan paham akan tupoksinya. Karena SDM yang kurang cakap, serta minimnya orang-orang berkompeten, kian memperparah hal tersebut. Selagi SDM ini tidak dibenahi ( _the right man on the right place_ ), maka kemajuan kwbudayaan di Babel hanya jadi mimpi, utopia di tengah gegap gempitanya Pemajuan Kebudayaan itu sendiri," sebut Ichsan Mokoginta.

Editor : Muri Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network