Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Babel, Rommy S. Tamawiwy, mencatat percepatan digitalisasi Babel makin terasa. Transaksi QRIS tumbuh 164,24% (yoy) pada triwulan III-2025.
“Volume transaksinya sudah 13,6 juta kali dengan lebih dari 225 ribu pengguna dan 181 ribu merchant, mayoritas UMKM. Pembayaran digital sudah jadi kebiasaan di Babel,” jelasnya.
Namun tingginya transaksi digital turut membawa risiko baru. Rommy menyoroti masih maraknya penipuan online, layanan fintech ilegal, serta eksposur judi online.
“INFINITY Goes to Campus datang di momentum yang tepat. Anak muda harus paham manfaat dan risikonya, dan memastikan layanan yang digunakan legal serta diawasi BI dan OJK,” ucapnya.
Sementara itu, Manajer Madya OJK Provinsi Babel, Andrias Masil, menegaskan inklusi keuangan tidak cukup hanya soal akses. Literasi menjadi elemen krusial agar masyarakat tidak terjebak produk keuangan berisiko.
“Tanpa pemahaman, akses justru bisa menimbulkan kerentanan. Karena itu kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan asosiasi seperti AFTECH penting untuk memperkuat edukasi,” katanya.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait
