Bank Indonesia Tanam 1.000 Pohon Kakao di Babel, Dukung Net Zero Emission dan Ekonomi Hijau

Haryanto
BI Babel melaksanakan kegiatan penanaman simbolis 1.000 pohon kakao di Pondok Pesantren Hidayatussalikin, Pangkalpinang, Senin (10/11/2025). Foto: Ist.

PANGKALPINANG – Dalam upaya mendukung komitmen pemerintah menuju Net Zero Emission dan ekonomi hijau, Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan kegiatan penanaman simbolis 1.000 pohon kakao di Pondok Pesantren Hidayatussalikin, Pangkalpinang, Senin (10/11/2025).

Kegiatan ini mengusung tema “1.000 Kakao untuk Bangka Belitung: Menanam Harapan, Menumbuhkan Kehidupan.”

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Perwakilan BI Babel Rommy S. Tamawiwy, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Babel Deki Susanto, S.T., M.M., Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pangkalpinang Hj. Susanti S.E., Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin K.H. Ahmad Ja’far Siddik, serta kelompok tani kakao dan mitra strategis lainnya.

Kepala Perwakilan BI Babel, Rommy S. Tamawiwy menjelaskan bahwa penanaman pohon ini merupakan bagian dari semangat KKI Net Zero Initiative yang dilakukan BI di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa ekonomi hijau kini menjadi game changer bagi pembangunan nasional.

“Pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kelestarian alam. Penanaman pohon ini adalah langkah konkret Bank Indonesia dalam berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon,” ujar Rommy.

Sebanyak 1.000 pohon kakao akan ditanam di tiga wilayah, yakni Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Bangka Selatan.

Satu pohon kakao diperkirakan mampu menyerap 25 kilogram karbon per tahun, sehingga total serapan dari kegiatan ini mencapai sekitar 25 ton CO₂e. Selain manfaat lingkungan, kakao juga memiliki nilai ekonomi karena dapat diolah menjadi cokelat bernilai jual tinggi yang memberi dampak kesejahteraan bagi petani lokal.

 

Sinergi Pemerintah dan BI Dorong Ekonomi Hijau

Plt. Kepala DLHK Babel, Deki Susanto, menyampaikan apresiasi atas inisiatif BI yang sejalan dengan upaya pemerintah daerah mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Menurutnya, sinergi antara regulator, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai bumi yang lestari dan ekonomi yang berdaya.

"Melalui pengelolaan yang baik, kakao dapat menjadi sumber penghidupan baru bagi masyarakat Babel sekaligus memperkuat rantai nilai komoditas lokal,” tutur Deki.

 

Pesan dari Pesantren dan Komunitas Kakao Lokal

Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatussalikin, K.H. Ahmad Ja’far Siddik, berharap kegiatan ini tidak berhenti hanya pada tahap penanaman. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan, mulai dari perawatan pohon, pengelolaan hasil panen, hingga stabilisasi harga di tingkat petani.

Selain penanaman simbolis, kegiatan ini juga diisi dengan demo pengolahan biji kakao oleh Komunitas Kovertur Bangka (KOKOA) serta penyerahan bibit kakao unggul dan plakat kolaborasi hijau kepada pondok pesantren dan petani binaan.

Penanaman kakao secara massal akan dilanjutkan di beberapa titik, antara lain di Pemali (Kabupaten Bangka), Maras Senang (Kabupaten Bangka), dan Tepus (Kabupaten Bangka Selatan).

Seluruh kegiatan ini melibatkan kelompok petani kakao yang menjadi mitra tetap industri pengolahan kakao KOKOA di Pangkalpinang.

Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkomitmen terus mendukung agenda nasional menuju Net Zero Emission 2060 melalui kebijakan makroekonomi hijau dan langkah nyata yang memberikan dampak langsung bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network