LUBUK BESAR, Lintasbabel.iNews.id - Ulah PT. Timah yang tidak jera-jera paksakan tambang di perairan Tanjung Berikat, Lubuk Besar, Bangka Tengah nyaris menimbulkan bentrok. Ratusan warga langsung merespon dengan mendatangi kediaman kepala desa serta membubarkan pos perakitan ponton di kawasan Bakung - Payak Duri.
Masih segar dalam ingatan, ratusan personil gabungan yang dikerahkan untuk mengamankan penambangan di kawasan Tanjung Berikat dihadang warga. Kala itu, tidak sampai 1x24 jam aparat terpaksa memilih mundur menarik pasukan ketimbang terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
Hal tersebut tidak membuat PT. Timah jera dan kembali membuat ulah memancing amarah warga dengan menerbitkan SPK (Surat Perintah Kerja) kepada CV. Berkah Stania Jaya dan Bumdes Batu Beriga.
Warga kontan serempak melawan, tanpa dikomando warga berduyun-duyun mendatangi rumah kepala desa, Gani untuk meminta penjelasan terkait surat dukungan yang ditandatangani oleh kades.
"Ini sama saja masyarakat dipaksa untuk anarkis. Selama ini masyarkat melalui pemdes, melalui Bupati, melalui Gubernur, tidak diindahkan, sekarang ini masyarakat dipaksakan untuk anarkis"kata Daryus salah satu nelayan setempat dihadapan kepala desa Batu Beriga.
"Tolong pak Kades, jangan disalahkan masyarakat kalau khilaf"sambung Daryus.
Tidak puas sampai disitu, warga yang terlanjur tersulut emosi, bergerak mendatangi pos perakitan ponton di kawasan Bakung - Payak Duri.
Puluhan aparat gabungan yang berada di lokasi berupaya keras mengendalikan situasi. Namun jumlah massa terlalu banyak dan bersikeras menghentikan aktifitas persiapan tambang itu.
"Kami tidak akan pulang sebelum rencana perakitan, aparat keamanan, serta alat dan bahan perakitan ponton tersebut dibatalkan dan pulang meninggalkan Beriga." ucap Darwati, salah satu ibu-ibu warga.setempat.
Situasi sempat memanas dan baru mulai kondusif setelah sekitar pukul 11.30 WIB, Kapolres Bangka Tengah, AKBP I Gede Bratasena turun ke lokasi, menyampaikan bahwa pihak CV. Berkah Stania Jaya dan Bumdes Batu Beriga akan angkat kaki dari lokasi tersebut.Meski demikian warga tetap bertahan di lokasi, sekitar pukul 17.00 WIB setelah seluruh peralatan dan pekerja pergi dari.lokasi itu, warga baru membubarkan diri kembali ke rumah masing-masing.
Editor : Agus Wahyu Suprihartanto
Artikel Terkait