BANGKA BARAT, lintasbabel.id - Naiknya harga kedelai membuat produsen tahu di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kelimpungan. Dengan tingginya harga bahan baku tersebut, produsen tahu terpaksa mengurangi jumlah produksi tahu bulanan.
Subandi (51) salah satu produsen tahu di Kecamatan Muntok mengaku, pada kondisi normal mampu menghabiskan 1,8 ton kedelai per bulannya, kini hanya mampu 1 ton saja.
"Kalau dalam kondisi stabil harga per kilogram kedelai itu Rp8 ribu, terus mengalami kenaikan dari tahun 2021 sampai di harga Rp12 ribu. Kalau produksi kedelai per bulan 1,8 ton, sekarang bang cuma 1 ton, jadi 800 kilogramnya hilang," ujar Subandi, Jumat (25/2/2022).
Selain kenaikan harga, Subandi juga mengaku kesulitan memperoleh bahan baku kedelai untuk memproduksi tahu.
"Selain harga, juga sulit memperoleh kedelai, tidak tahu sebabnya apa. Sudah seminggu sulit untuk memperoleh kedelai. Kalau produksi harian bisa ada 3000 biji tahu, sekarang hanya mampu 1.500 biji tahu," tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (DKUP) Bangka Barat, Aidi, mengungkapkan kenaikan harga kedelai ini sebenarnya bersifat nasional, pasalnya hampir sebagian besar harga kedelai diseluruh Indonesia mengalami kenaikan.
"Terkait dengan dengan kacang kedelai, kondisi di pasaran memang terjadi kenaikan harga. Namun demikian ini bukan hanya terjadi di kabupaten kita tapi juga di beberapa kabupaten di wilayah Indonesia," kata Aidi.
Sedangkan untuk solusi kenaikan harga pihaknya akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan bupati dan Wakil Bupati.
"Solusi tentu kami dari DKUP akan berkoordinasi dulu untuk melaporkan kejadian Pak Bupati maupun Pak Wakil Bupati langkah - langkah apa yang bisa membantu UKM kita untuk dilakukan kebijakan-kebijakan daerah tentunya," katanya.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait