Harga Beras di Babel Ugal-ugalan, Tembus Rp20 Ribu per Kg, Tertinggi Nasional

Joko Setyawanto
Ratusan warga di Kota Pangkalpinang antre untuk mendapatkan beras pada kegiatan operasi pasar beberapa waktu lalu. Harga Beras di Babel sendiri kini sidah tembus ke level Rp20 Ribu per Kg, tertinggi nasional. Foto: Dok./Lintasbabel.iNews.id.

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Kenaikan harga beras terjadi ugal-ugalan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang merupakan penghasil timah terbesar di dunia. Peran pemerintah seakan tidak terlihat sama sekali, bahkan cenderung linglung dan pasrah tanpa berbuat apapun untuk mengatasi hal ini.

Provinsi Babel diketahui, baru saja meraih predikat sebagai daerah yang memiliki harga beras premium tertinggi di Indonesia. Meski sudah ada aturan atau ketentuan HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp13.900 per kilogram untuk beras premium di Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulaweai, namun kenyataannya harga tidak terkendali bahkan sudah menembus level Rp20 ribu per kilogramnya. 

Meski harga beras premium sedang melonjak tinggi, belum ada upaya signifikan yang dilakukan Pemprov Kepulauan Babel untuk mengendalikan kenaikan harga beras, selain mengklaim stok beras untuk wilayahnya aman.

"Dari hasil pengecekan ke salah satu gudang distributor terbesar di Pulau Bangka, stok beras kita cukup untuk 2 bulan ke depan. Kebutuhan per bulan di Pulau Bangka itu sekitar 9.000 ton, sedangkan 5.500 ton sudah dari sini, belum lagi stok-stok dari distributor lainnya. Untuk stok tersebut terdiri dari beras premium, sekitar 90%, sedangkan yang medium 10%," ujar Pj Gubernur Babel, Safrizal Zakaria Ali, Selasa (27/2/2024).

Safrizal bahkan menganggap anomali kenaikan harga beras premium yang terjadi, disebabkan kenaikan harga tebus yang terjadi di Jakarta.

"Harga tebus yang di Jakarta memang sudah mencapai harga eceran tertinggi, sekitar Rp14 ribuan untuk beras medium, untuk beras premium mencapai Rp15 ribuan," kata Safrizal.

Berbagai teori mengemuka menyusul kenaikan harga beras premium secara ugal-ugalan ini, mulai dari pergeseran musim seperti yang disampaikan pemerintah pusat, hingga dampak pembagian bansos beras yang konon menguras 1,3 juta ton stok beras Bulog.

Terlepas dari latar belakang penyebab kenaikan harga beras yang terlihat tidak terkendali ini, melemahnya perekonomian masyarakat Babel dimana salah satu sektor ekonomi rakyat yang dominan berupa komoditas pertimahan sedang mengalami kelesuan, membutuhkan campur tangan pemerintah lebih dari sekedar pasar murah beras, yang hanya menjangkau sebagian kecil saja warga.

Nyatanya dari beberapa operasi pasar atau pasar murah yang digelar di beberapa titik di Babel, harga beras premium tetap tidak bergeming dan kokoh di angka Rp19 ribu hingga Rp20 ribu perkilo.

Jika tidak segera ditangani dengan baik, harga ini diperkirakan akan semakin melonjak memasuki momen bulan suci Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri, dan dikhawatirkan akan mendorong kenaikan harga komoditas lainnya di Babel.

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network