Pernyataan ini ditanggapi sutradara film dokumenter yang terkenal lewat karya-karya yang cukup berani dan bombastis dalam menyuarakan perbaikan lingkungan, Dandhy Laksono.
Postingan Dandhy Laksono di X. Foto: Net.
Menurut penggagas gerakan Ekspedisi Indonesia Baru ini, Gibran juga sama sekali tidak memiliki keberpihakan terhadap isu sampah plastik selama menjabat sebagai Walikota Solo.
"Main gimik "cari-cari jawaban" dan menyindir orang bawa botol plastik. Tapi apakah Solo termasuk kota yang sudah punya Perda larangan plastik sekali pakai?" tulis Dandhy di akun twitter (X).
Lebih lanjut sutradara yang juga gigih mengkritisi gurita bisnis dan sengkarut tata kelola tambang batu bara ini, menyebutkan bahwa selama proses pembuatan film "Pulau Plastik", tim risetnya tidak menemukan komitmen pemkot Solo dibawah kepemimpinan Gibran untuk berinovasi mengatasi masalah sampah plastik.
"Selama bikin film "Pulau Plastik" (Netflix), tim riset kami juga gak menemukan inovasi kebijakan apapun di Solo terkait masalah plastik. Yang masuk radar waktu itu Bali, Jakarta, Banjarmasin, dan Bogor."lanjut Dandhy di Twitter (X).
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait