JALUR GAZA, Lintasbabel.iNews.id - Israel dan Hamas resmi mencapai kesepakatan gencatan senjata selama 4 hari, termasuk penukaran sandera dengan tawanan antara kedua pihak. Meski hanya ditetapkan selama 4 hari, gencatan senjata yang berlaku mulai Jumat, pukul 07.00 waktu setempat ini, merupakan jeda terpanjang dalam perang yang sudah berlangsung 50 hari ini.
Perang terbuka Israel-Hamas ini dimulai pada 7 Oktober, ketika pimpinan Hamas memerintahkan serangan ke wilayah Israel selatan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang perempuan dan anak-anak, termasuk beberapa warga negara non Israel.
Dilansir dari The Washington Post, pejabat Israel menyebutkan bahwa Hamas menyetujui pembebasan sedikitnya 50 perempuan dan anak-anak Israel yang disandera di Gaza selama jeda empat hari. Sementara Israel akan membebaskan 150 perempuan Palestina dan anak di bawah umur dari penjara mereka.
Pada hari Jumat, 24 November 2023, 13 sandera warga Israel dibebaskan oleh Hamas, Israel juga membebaskan 39 tahanan Palestina sebagai gantinya. Disamping itu, Hamas juga membebaskan 10 warga negara Thailand dan satu warga Filipina yang turut disandera sejak 7 Oktober 2023.
Pertukaran tahap kedua berlangsung pada Sabtu malam, 25 November 2023, dimana Israel membebaskan 39 perempuan dan anak dibawah umur setelah Hamas membebaskan 8 anak-anak dan 5 perempuan Israel, serta 4 warga negara Thailand.
Meskipun tidak ada pihak yang merilis ketentuan lengkap perjanjian tersebut, keduanya mengatakan bahwa perjanjian tersebut tidak hanya melibatkan pertukaran tawanan, tetapi juga pengiriman lebih banyak bantuan ke Gaza, di mana perang telah menyebabkan kekurangan bahan bakar dan pangan yang parah.
Bantuan tersebut diperkirakan akan mencapai Gaza bagian selatan, yang masih dikuasai Hamas, dan Gaza utara, yang sebagian besar telah direbut oleh Israel dan tempat sisa pejuang Hamas berada di bawah tekanan besar.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait