Dimana Maha atas Siswa (Mahasiswa Buta dan Tuli)

Jurnalis Warga/ Cak Godek
Aksi mahasiswa di Alun-alun Taman Merdeka Kota Pangkalpinang, Kamis (21/4/2022). Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Muri Setiawan.

STATUS Maha kini telah lekang ditealan oleh peradaban zaman. Siswa yang konon mengklaim dirinya sudah Mahasiswa di berbagai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, kini hanya sebatas label status sahaja.

Status yang menyatakan bahwa dirinya adalah satu diantara ribuan siswa yang mengenyam pendidikan tinggi.

Tak layak jika dibayangkan, bagaimana proses seorang Mahasiswa yang hanya datang lalu pulang tanpa peduli seperti apa kondisi lingkungan baik di ruang lingkup kenegaraan, kampus, bahkan Prodi/Jurusan sekalipun.

Tak etis jika dikatakan bahwa ia adalah seorang Mahasiswa, jika ia memperlakukan diri layaknya seperti seorang siswa SD, SMP, SMA sederajat yang datang pulang lalu bermain.

Miris rasanya ketika orang-orang terdahulu mencatat dan mendesain sebuah sejarah atas nama Mahasiswa, jika dikaitkan dengan kondisi siswa hari ini. Ups,,, Mahasiswa hari ini maksud si penulis.

Tidak salah jika Najwa Shihab mengatakan bahwa: Faktanya tingkat pengangguran saat ini justru di jenjang yang lebih tinggi, SMK SMA apalagi Universitas lebih banyak yang nganggur dari pada lulusan SD. Masuk kampus cuma menunda pengangguran 4 tahun adek, jadi sarjana tidak membuat kalian keterima kerja lebih tinggi, itu faktanya, itu datanya.

Hal itu disampaikan Najwa pada laman YouTubenya saat berbicara gagasan bersama salah satu bakal calon presiden Ganjar Pranowo di UGM Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Hadirnya gadget yang seharusnya menjadi kemudahan bagi seorang pelajar, malah justru merusak kredibilitas seorang pemuda atau mahasiswa, karena hari-hari yang dilaluinya tak lepas dari handphone henggam di tangannya. Entah sebatas untuk update status atau menyaksikan konten-konten lucu.

Mahasiswa yang sadar akan kondisi lingkungan tapi tak berbuat apa-apa tidak lebih miris dari seorang mahasiswa yang merasa resah ketika handphonenya tertinggal, bukan keresahan-keresahan yang hadir karena kondisi lingkungannya.

Mahasiswa sebagai agen of change, agen of social control, iron stok konon tinggalah sebuah misteri yang menjadi dongeng, bukan sebuah arti penting bagi seorang Mahasiswa atas peran dan fungsinya, karena hari ini Mahasiswa memilih untuk menutup mata, Mahasiswa memilih menutup telinga, Mahasiswa memilih untuk bungkam dan Mahasiswa memilih untuk terpenjara dalam tembok perkuliahan.

Aku Buta, Kamu Buta, Kita Buta
Kembalikan Maha Ku
Kembalikan Maha Mu
Kembalikan Maha Kita
karna kita adalah Mahasiswa
Maha dari siswa, dan di dunia ini, Hanya ada dua Maha, yaitu "Maha Esa dan Mahasiswa".

Hidup Mahasiswa 
Hidup Tak Rakyat Indonesia 
Hidup Perempuan yang melawan

 

Artikel ini ditulis oleh: Cak Godek, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN SAS Babel.


Cak Godek, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN SAS Babel. Foto: Dokumen Pribadi.
 

 

 

Editor : Muri Setiawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network