JENEWA, lintasbabel.id - Setidaknya tercatat 1.400 orang jurnalis di seluruh dunia meninggal dunia akibat Covid-19 di sepanjang tahun 2021. Jumlah ini bisa lebih tinggi karena beberapa faktor.
Kampanye Emblem Pers (PEC) yang berbasis di Jenewa mengeluarkan laporan ini pada Jumat (7/1/2022). Dalam laporan tersebut, rata-rata 116 jurnalis meninggal setiap bulan, atau sekitar empat orang per hari.
“Jumlah korban sebenarnya tentu lebih tinggi, karena penyebab kematian jurnalis terkadang tidak ditentukan, atau kematian mereka tidak diumumkan,” kata kelompok itu.
PEC mencatat, bahwa jumlah kematian melambat tahun lalu setelah vaksin tersedia.
Dari 1.940 kematian jurnalis yang terdaftar di PEC sejak Maret 2020, sekitar setengahnya atau 954 orang berada di Amerika Latin. Jumlah terbanyak kedua diikuti Asia dengan angka kematian 556, Eropa 263 kasus, Afrika dengan 98, dan Amerika Utara 69 orang.
"Lebih dari 50 kematian masih dalam penyelidikan," kata kelompok itu.
Di antara negara-negara tersebut, Brasil dan India memimpin penghitungan dengan masing-masing 295 dan 279 kematian. Namun, menurut Nava Thakuria, perwakilan PEC untuk negara Asia Selatan, angka untuk India bisa mencapai 400 orang.
Peru telah mencatat 199 kematian akibat virus pada jurnalis. di poisisi kedua ada Meksiko dengan 122, Kolombia 79, dan Bangladesh dengan 68.
Di AS, setidaknya 67 jurnalis telah meninggal karena Covid-19. Sementara Italia memiliki jumlah korban tertinggi di antara semua negara Eropa yakni 61 orang.
Disusul Venezuela (59), Ekuador (51), Argentina (46), Indonesia (42), Rusia (42), Iran (34), Inggris (33), Turkiye (29), Republik Dominika (29), Pakistan (27), Nepal (23), Mesir (22), dan Bolivia (20).
"Honduras, Afrika Selatan, Spanyol, dan Ukraina semuanya telah mencatat 19 kematian sejauh ini," kata PEC.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait