Dijelaskan juga oleh Melati bahwa, niat ini berawal dari kunjungannya ke SMA Negeri 1 Pangkalpinang yang dengan lugas dan berani mendeklarasikan sebagai sekolah berbudaya melayu.
"Kalau kita berbicara budaya melayu khususnya melayu Bangka Belitung jangan hanya bicara tentang pakaian, makanan, atau budaya lain saja, tetapi juga kesenian dan salahsatunya adalah seni budaya dambus ini," ungkapnya.
Melihat kecintaan anak generasi muda akan budaya melayu khususnya Bangka Belitung yang semakin menipis, membuat hatinya tergerak, mencari bagaimana caranya menerbitkan rasa cinta kepada generasi muda khususnya Gen Z mengenal dan mencintai dambus.
Pemberian bantuan dambus ini juga terpantik spontan melihat minimnya alat dambus yang dimiliki sekolah-sekolah.
"InsyaAllah hari ini terealisasi. Saya telah ke beberapa tempat, mencari alat dambus yang terjangkau namun kualitasnya tetap bagus. Alhamdullilah saya ketemu dengan Bung Ahay, perajin sekaligus pelaku seni dambus yang mempunyai niat yang sama," kata Melati.
Dengan kemampuan pribadi, pihaknya akan terus berupaya membantu sekolah-sekolah untuk kemajuan dambus ini. Selain SMA Negeri 1 dan SMP Negeri 5 Pangkalpinang, secara berkelanjutan ke sekolah lain, seperti yang akan menyusul SMA Negeri 1 Riau Silip. Namun demikian, Melati juga membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait