Sadis, Mantan Insinyur Sipil Mutilasi dan Buang Mayat Pacar ke Toilet

Umaya Khusniah/ MPI
Pria di Meksiko divonis 70 tahun penjara karena membunuh pacarnya. Foto: CEN

MEXICO CITY, Lintasbabel.iNews.id - Mantan Insinyur Sipil, Erik Francisco Robledo (46) ditangkap polisi setelah membunuh kekasihnya, Ingrid Escamilla (25) di rumahnya pada Februari 2020 dengan sadis. 

Pelaku divonis 70 tahun penjara karena membunuh pacarnya dengan cara memutilasi yakni memotong mayat korban menjadi lebih kecil dan dibuang ke toilet. 

Robledo menerima vonis pada Kamis (20/10/2022) setelah 26 kali sidang. Peristiwa pembunuhan itu terungkap setelah polisi berhasil menangkap Robledo. 

Berawal dari laporan tetangga kepada polisi setelah melihat pelaku meninggalkan rumah dengan berlumuran darah. Sebelumnya, tetangga mendengar keributan di antara keduanya. 

Dari keterangannya kepada polisi, pelaku mengeluarkan isi perut korban. Tubuh korban lalu dipotong-potong kecil. Semua bagian mayat itu lalu dibuang ke toilet. Robledo pun mengakui kejahatannya yang mengerikan. 

"Dia bilang ingin membunuh saya. Saya bilang lakukan. Dia mengambil pisau. Saya bilang lakukan segera. Dia menikam saya sekali. Saya bilang lakukan lebih kuat. Dan dia mencoba dua kali lagi," kata mantan insinyur sipil tersebut. 

Ketika ditanya mengapa dia mengeluarkan isi perutnya, Robledo mengaku ingin menghilangkan jejak. 

"Saya tidak ingin ada yang tahu," katanya. 

Robledo mengaku menggunakan pisau yang sama dengan yang digunakan korban untuk menusuknya.

"Saya melemparkan potongan-potongan mayatnya ke sistem drainase karena saya merasa malu," katanya. 

Jaksa Nelly Montealegre, seorang spesialis kekerasan gender mengatakan, kasus itu diperlakukan sebagai femisida. Istilah yang digunakan ketika perempuan dibunuh karena menjadi perempuan.

Diketahui, korban melaporkan pasangannya ke pihak berwenang pada tahun 2019 karena kekerasan dalam rumah tangga, tetapi kemudian membatalkan dakwaan.

Selain penjara, Robledo juga diperintahkan untuk menutup biaya pemakaman Ingrid dan membayar kompensasi kepada keluarganya.

Ibu Ingrid, Antelma Vargas mengatakan, putusan itu menunjukkan keadilan mungkin bagi korban pembunuhan perempuan.

"Saya merasa puas, meskipun itu tidak akan menghidupkan kembali putri saya, tetapi bagi orang-orang yang menjalani proses yang kami jalani begitu lama, bahwa mereka tidak menyerah, bahwa mereka tidak kehilangan kepercayaan, bahwa mereka berjuang sampai mereka mencapai tujuan mereka karena mereka bisa," katanya.

Kekerasan berbasis gender di Meksiko merajalela. Rata-rata 10 wanita dibunuh oleh pasangan yang kejam setiap hari dengan hanya 1 persen kasus yang sampai ke pengadilan.

Editor : Haryanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network