JAKARTA, lintasbabel.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berbicara terkait masalah kesejahteraan guru yang sudah berlangsung sejak lama. Nadiem menyebut permasalahan guru sebagai fokus pertama untuk segera diselesaikan dimasa jabatannya.
“Soal guru honorer merupakan masalah yang sudah lama sehingga langsung menjadi salah satu prioritas utama ketika saya menjabat. Tahun lalu sekitar 300.000 guru honorer telah menjadi ASN PPPK. Tahun ini sekitar 300.000 pun akan diangkat menjadi ASN PPPK,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Kamis (22/9/2022).
Hal itu diungkapkan Mendikbudristek) Nadiem di saat merepons pertanyaan dari salah satu mahasiswa Boston University School of Education, Suhandi dan di depan mahasiswa Indonesia dari Harvard hingga Boston University.
Lalu, pertanyaan lain muncul dari Suhandi, Dia juga menyinggung soal sulitnya seorang guru mendapatkan gaji karena belum melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG). Teman Dia mengalami kesulitan tersebut.
Nadiem pun mengaku sudah berupaya agar para guru mendapatkan tunjangan meski belum melakukan sertifikasi. Hanya saja, hal itu masih dalam RUU Sistem Pendidikan Nasional.
“Kami sudah berupaya keras agar mulai tahun ini guru dapat memperoleh tunjangan meskipun belum mendapatkan sertifikat PPG. Namun, niatan yang kami tuangkan dalam Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut harus ditunda pembahasannya, jadi apa boleh buat,” ujarnya.
Tak cuma itu, Nadiem juga berbagi pengalaman hidup ketika pertama kali ditunjuk menjadi seorang menteri. Kala itu, mahasiswa Harvard Kennedy School bernama Safira bertanya bagaimana Nadiem sebagai anak muda dapat menavigasi tantangan yang ditemui, yakni sektor swasta ke sektor publik.
Nadiem pun mengaku hal itu dilalui dengan penuh kesabaran. Pasalnya, kata Nadiem, hasil yang ia kerjakan tidak muncul begitu saja namun ada proses yang harus dilalui.
“Nasehat pertama, sabar. Jangan khawatir. Karena yang kelihatannya tidak bergerak, lama-lama hasilnya pasti kelihatan. Saya mengalami sendiri pada dua tahun pertama menjabat sebagai menteri. Tahun ketiga, mulai terlihat hasilnya,” ucap mantan bos Gojek ini.
Bahkan, Nadiem menjelaskan bahwa hasil dari transformasi sistem pendidikan idelnya baru akan terlihat setelah 10 tahun.
“Secara realistis, hasil dari transformasi pendidikan di negara-negara lain pun baru terlihat setidaknya 10 tahun kemudian. Hal terpenting adalah kita sudah memulai transformasi tersebut,” tutur Nadiem.
Sementara itu, pertemuan ini dilakukan di Massachusetts Institute of Technology dan dihadiri perwakilan mahasiswa Indonesia dari Harvard University, Boston University, Northeastern University, Berklee College of Music, Babson College, Boston College, UMass Boston, UMass Lowell, Bentley University, Worcester Polytechnic Institute, Clark University, Tufts University, Bunker Hill Community College, University of New Hampshire, Brown University, dan John Hopkins University.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman iNews.id dengan judul "Nadiem Bicara soal Kesejahteraan Guru di Depan Mahasiswa Harvard hingga Boston University"
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait